Saat Tuhan pertama kali bekerja ditengah-tengah bumi ini, IA memulainya dari
sebuah keluarga. Sangat penting untuk memasuki pernikahan dengan cara Tuhan
agar kita melahirkan kegerakan bagi bangsa-bangsa dan mengalami realita Tuhan
di dalam pernikahan kita. Hal ini sangat penting bagi kita yang akan memasuki
jenjang pernikahan. Lalu bagaimana dengan yang sudah berkeluarga? Belum ada
yang terlambat. Selama kita masih hidup, masih ada kesempatan, tidak peduli
seberapa hancur keluarga kita dan konflik yang terjadi di dalam keluarga kita.
Tuhan yang memulai institusi yang resmi yaitu keluarga di bumi ini, itulah
sebabnya Dia memberikan keyakinan kepada kita bahwa IA akan bekerja sekali lagi
dalam keluarga kita.
Keluarga kita memegang peranan
penting untuk lahirnya sebuah kegerakan. Tapi keluarga kita juga dapat
diinisiasi oleh roh-roh jahat untuk melahirkan generasi yang melakukan hal-hal
yang buruk dan lebih jahat dalam kehidupan kita. Hal ini tentu tidak kita
kehendaki. Yang kita kehendaki adalah bagaimana keluarga kita melahirkan suatu
kegerakan besar di Indonesia.
Kejadian 2:20-25
Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada
burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri
ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur
nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya,
lalu menutup tempat itu dengan daging.
Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari
manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia
itu.
Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia,
tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab
ia diambil dari laki-laki."
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu
daging.
Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya
itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Manusia pertama yaitu Adam diberi
penolong yang “sepadan” dengan dia yaitu perempuan, bukan hawa. Dan perempuan
itu bernama “tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku”. Tuhan yang membangun
perempuan, bukan yang lain atau usaha manusia. Tuhan membangun wanita untuk
diposisikan menjadi “sepadan” dan BUKAN “seiman”. Sepadan dengan se-iman
sangatlah berbeda. Kita bisa memilih orang yang se-iman tetapi tidak sepadan
dengan kerohanian kita, tidak sepadan dengan kegerakan yang sedang terjadi dan
dengan kebenaran yang sudah kita hidupi. Inilah alasan Tuhan tidak memilih
orang yang se-iman kepada manusia pertama tetapi memilih orang yang “sepadan”
dengan dia. Mengapa demikian? Karena bagi Tuhan, keluarga sangatlah penting. Bumi
dimulai dan diakhiri dengan sebuah keluarga.
Menikah adalah rencana Tuhan. Mari bawa keluarga kita dalam rencana
Tuhan.
Kejadia 6: 9-10
Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar
dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul
dengan Allah.
Nuh memperanakkan tiga orang laki-laki: Sem, Ham
dan Yafet.
Ketika kecenderungan hati manusia
hanya tertuju kepada kejahatan, maka Dia menghancurkan peradaban manusia dan
memulainya dengan sebuah keluarga yaitu keluarga Nuh. Masalah yang paling
penting setelah menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita yaitu
bagaimana kita membangun keluarga kita. Prinsip dan sistem Babel pun lahir
karena satu keluarga ini. Ketika Nuh mengutuk anaknya yaitu Ham, maka keturunan
Ham muncul sebagai keturunan yang menentang Tuhan dengan membangun menara Babel
dengan kekuatannya sendiri.
Kejadian 11:1-9
Adapun seluruh bumi, satu bahasanya dan satu
logatnya.
Maka berangkatlah mereka ke sebelah timur dan
menjumpai tanah datar di tanah Sinear, lalu menetaplah mereka di sana.
Mereka berkata seorang kepada yang lain:
"Marilah kita membuat batu bata dan membakarnya baik-baik." Lalu bata
itulah dipakai mereka sebagai batu dan ter gala-gala sebagai tanah liat.
Juga kata mereka: "Marilah kita dirikan bagi
kita sebuah kota dengan sebuah menara yang puncaknya sampai ke langit, dan
marilah kita cari nama, supaya kita jangan terserak ke seluruh bumi."
Lalu turunlah TUHAN untuk melihat kota dan menara
yang didirikan oleh anak-anak manusia itu,
dan Ia berfirman: "Mereka ini satu bangsa
dengan satu bahasa untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai
dari sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang tidak akan
dapat terlaksana.
Baiklah Kita turun dan mengacaubalaukan di sana
bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing."
Demikianlah mereka diserakkan TUHAN dari situ ke
seluruh bumi, dan mereka berhenti mendirikan kota itu.
Itulah sebabnya sampai sekarang nama kota itu
disebut Babel, karena di situlah dikacaubalaukan TUHAN bahasa seluruh bumi dan
dari situlah mereka diserakkan TUHAN ke seluruh bumi.
Keluarga kita penting dan memegang
peranan untuk kegerakan besar di Indonesia. Keturunan kita akan menjadi
keturunan Ilahi bagi Tuhan. Bagi yang belum menikah, kita harus berpikir bahwa
pernikahan bukanlah karena kesepian dan juga karena nafsu seksual tapi
pernikahan adalah rencana Tuhan untuk menggenapi bumi penuh kemulianNya.
Permasalah keluarga yang tidak pernah
selesai di bumi ini disebabkan oleh sebuah keluarga yaitu keluarga Abraham.
Ismael diusir oleh bapanya sendiri ketika Ishak lahir. Konflik ini tidak pernah
selesai sampai sekarang (Kejadian 21:1-14).
Apa arti dari semua ini? Artinya, membangun keluarga
tidaklah main-main.
Yosua 24:15, 31
15 Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk
beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;
allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau
allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku,
kami akan beribadah kepada TUHAN!"
31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang
zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada
Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang
Israel.
Contoh yang lain adalah keluarga
Yosua. Keluarga Yosua memegang peranan penting di masanya. Mereka menjadi
teladan di tengah-tengah bangsa Israel. Keputusan Yosua membuat Israel tidak
berani macam-macam. Mereka menjadi keluarga yang membawa dan menjaga kegerakan.
Matius 1:18-25
Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut:
Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung
dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati
dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud
menceraikannya dengan diam-diam.
Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu,
malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak
Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang
di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Di perjanjian baru, Tuhan memulai
satu kegerakan dengan sebuah keluarga. Mesias tidak bisa datang ke dunia ini
kalau tidak ada keluarga yang menampungnya. Dimulai dari seorang wanita yang
berkata “ya, jadilah kepadaku seperti yang Kau katakan”. Untuk itu sebagai
wanita, miliki kelembutan hati, keterbukaan dan ingin mengikuti arahan. Kita
harus lembut dan terbuka kepada suara Tuhan. Maria memiliki hati yang lembut,
yang mencintai kebenaran dan mencintai Tuhan. Demikian juga Yusuf, seorang yang
tulus hatinya dan tidak mau mencemarkan Maria di depan umum. Yusuf tidak punya
pertimbangan untuk taat kepada suara Tuhan. Keluarga Zakharia dan Elisabeth
melahirkan Yohanes Pembabtis. Mereka
adalah keluarga yang melahirkan kegerakan (Lukas 1:28-44).
Berkeluarga bukanlah main-main,
berkeluarga bukanlah cinta semalam dan bukan karena kesepian. Dia begitu rindu melihat
ada keluarga yang melahirkan kegerakan. Dia ingin membangkitkan keluarga yang
mengubahkan kota dan bangsa. Itulah sebabnya pernikahan bukanlah main-main
tetapi untuk mewujudkan isi hati Tuhan.
Ketika keluarga gagal dalam rencana
Tuhan, IA memulai kembali dengan keluarga yang lain. Dia tidak pernah habis
akal karena rencanaNya tidak pernah gagal. Dia tidak pernah habis cara. IA
ingin membangun pernikahan yang bukan sekedar hidup bersama-sama dalam satu
rumah karena pernikahan berbicara bagaimana kita bisa melahirkan kegerakan bagi
keluarga yang kita bangun. Melihat manifestasi surga di dalam keluarga kita.