Untuk mengikut Tuhan haruslah ekstrem.!!!
Mengapa gereja atau hamba Tuhan yang memiliki pengaruh yang dasyat sekalipun
gagal menghadirkan pengaruh dari dominasi kerajaan Allah yang kuat itu?
Jawabannya karena mereka tidak cukup ekstrem buat Tuhan.!! Prinsipnya hanya
orang-orang yang ekstremlah yang mampu menghadirkan dominasi kerajaan
Allah dengan sangat kuat. Selama ini
kekristenan gagal, mandul dan biasa saja. Kegagalan menghadirkan dominasi
kerajaan Allah disebabkan kerena orang-orang di dalam gereja terus hidup dengan
cara yang biasa saja. Tidak ada yang ekstrem dari kehidupan mereka, semua yang
dilakukan untuk Tuhan hanya seadanya saja, doa, penyembahan dan kesaksian
mereka menjadi begitu biasa seperti kebanyakan orang. Padahal Yesus sendiri
menghendaki agar pengikutnya adalah orang-orang yang ekstrem. EKSTREM sendiri
memiliki konotasi yang sama dengan tindakan melakukan sesuatu secara
gila-gilaan, habis-habisan dan mati-matian.
Contoh langkah-langkah ekstrem yang dapat
kita lakukan adalah meninggalkan segala sesuatu yang berbau dosa, membaca
Alkitab sampai selesai dalam waktu 3 bulan, membaca buku-buku yang membangun
iman padahal kita orang yang malas membaca, tidak mengakhiri puasa jika belum
mendengar suara Tuhan, memilih bekerja bagi Tuhan dari pada berlibur.
Coba mulai pikirkan apa tindakan ekstrem
yang kita sudah lakukan di masa lampau, masa kini dan yang akan datang?
Tuliskan apa yang harus kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita benar mau
melakukan hal yang ekstrem bagi Tuhan. Baik itu dalam hal berdoa, menyembah
Tuhan, membaca Alkitab, memperlakukan bapa rohani atau saudara rohani, dll.
Prinsip yang perlu kita pahami adalah kita
tidak perlu memecahkan rekor orang lain dalam menunjukan tindakan ekstrem
kepada Tuhan tetapi mulailah pecahkan rekor pribadimu sendiri. Lakukanlah
tindakan-tindakan ekstrem yang selama ini belum pernah dilakukan. Tidak perlu
bersaing dengan siapapun atau mencoba memecahkan rekor orang lain tetapi ikuti
arahan RohNya untuk apa yang harus kita lakukan.
Ibrani 13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah
kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang
harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya
dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa
keuntungan bagimu.
TAAT DAN TUNDUK
Ada sebuah fakta di tengah gereja bahwa
terdapat banyak orang yang tunduk dan taat tapi menyimpang dari prinsip
kebenaran yang sejati. Tindakan mereka untuk taat dan tunduk kepada seorang
pemimpin didasari oleh rasa takut, mereka takut kalau tidak taat nanti dikutuki
dan tidak diberkati oleh Tuhan atau nanti kena sial jadi lebih baik taat saja.
Ketaatan dan penundukan diri seperti itu adalah sebuah kepalsuan yang tidak
akan pernah menghasilkan sinergi dan kolaborasi di dalam sebuah gereja
melainkan pada akhirnya hanya akan menghasilkan berbagai pemberontakan.
Prinsipnya ketika kita tunduk dan taat di dalam sebuah gereja lokal dengan cara
yang akurat maka akan tercipta sebuah KOLABORASI DAN SINERGI.
Kata taat (peithō) pada ayat di atas
memiliki arti lain "to make friends" yang berarti untuk bersahabat. Maksudnya adalah ketaatan kita bukanlah karena didasari oleh rasa takut
melainkan taat karena seperti ada seorang sahabat yang meminta untuk kita
melakukan sesuatu tanpa ada paksaan atau ancaman dan kita melakukannya dengan
sepenuh hati.
Ketika kita mulai mentaati seorang pemimpin
dengan cara demikian maka spirit yang bekerja bukan lagi spirit takut atau
intimidasi melainkan spirit to make friends yang artinya kita bersahabat dengan seorang pemimpin bahkan
menjadi seperti sahabat sejati baginya sehingga waktu si pemimpin meminta,
memohon sesuatu atau memberikan sebuah arahan maka dengan sukacita, sukarela
dan tanpa rasa berat kita akan melakukannya.
Ketaatan yang kita lakukan versi Ibrani ini
akan menghasilkan SINERGI DAN KOLABORASI BUKAN PERPECAHAN. Ketaatan yang sejati
di dalam rumah Tuhan baik kepada seorang pemimpin atau kepada Tuhan bukan
didasari dengan spirit ancaman dan perbudakan, karena tidak ada perbudakan di
dalam Kristus.!! Ketaatan yang sejati akan membawa kita berjalan bersama-sama
dalam menyelesaikan apa yang menjadi kehendak dan agenda Tuhan di muka bumi
ini.
Contohlah Abraham yang mentaati Tuhan dan
menganggap Tuhan adalah sahabatnya sehingga tidak ada pergumulan untuk Abraham
mentaati arahan Tuhan. Ketaatan Abraham menghasilkan kolaborasi. Bukan ketaatan
seperti yang dilakukan oleh Yunus.
Kata tunduk (hupeikō) sendiri memiliki
arti to resist no longer, but to give way yang berarti tidak ada lagi
perlawanan melainkan memberikan jalan. Sikap penundukan diri ini memiliki arti
“kita berserah”. Mungkin kita punya hak untuk membantah atau melawan tapi kita
menyerahkan hak itu kepada seorang bapa rohani atau pemimpin kita sehingga
tidak ada lagi resistensi dan perlawanan. Perlawanan yang dimaksudkan adalah
baik itu melalui pikiran, perasaan ataupun perkataan kita. Jadi penundukan yang
dimaksudkan adalah kita membuka diri bagi seorang bapa rohani untuk
memperlengkapi hidup kita.
Sangat penting untuk terus diingat bahwa
atmosfir tunduk dan taat yang sejati akan selalu menghasilkan kebahagiaan
dimana pemimpin akan menjadi bahagia dalam memberi arahan dan jemaat pun tidak
merasa terpaksa melainkan dengan bahagia melakukannya. Untuk itulah sangat
penting kita membangun ketaatan dan penundukan diri secara akurat. Berada di
dalam rumah Tuhan bukan dengan tekanan tetapi ada sinar sukacita, bahagia,
bergairah dan semangat yang selalu baru.
Ibrani 13:17 Taatilah pemimpin-pemimpin
saudara dan lakukanlah dengan rela apa yang diperintahkannya. Sebab tugas
mereka ialah menjagai jiwa saudara dan Allah akan menilai hasil pekerjaan
mereka. Usahakanlah supaya mereka dapat memberi laporan kepada Allah tentang
saudara dengan sukacita, bukan dengan dukacita, sebab kalau demikian halnya,
saudara juga yang menanggung akibatnya.
Kalau kita taat dan tunduk dalam versi yang
akurat maka seorang pemimpin akan terus menjagai jiwa kita dan membawa kita di
hadapan Tuhan, hal itu akan mendatangkan keuntungan bagi diri kita sendiri.
Sebagai dampaknya kita akan mengalami limpahan anugerah karena seorang pemimpin
adalah corong atau saluran anugerah bagi hidup kita. Buang semua bentuk
ketaatan dan penundukan diri versi lama. Kalau seorang bapa rohani menerima
anugerah kita juga akan menerima anugerah yang sama, kalau seorang bapa rohani
dipromosikan Tuhan, kita pasti akan ikut dipromosikan Tuhan. Semarak rumah Tuhan
akan sangat berbeda dimana ada canda, tawa, sorak-sorai kemenangan, sukacita
dan kasih bapa. Itulah ekspresi dari kehidupan kita. Konsep pikir kita harus
berubah terhadap seorang bapa rohani.
Memang terhadap musuh seorang bapa rohani
akan seperti singa Yehuda, tetapi terhadap kita anaknya seorang bapa rohani adalah
bapa yang baik. Mari kita mulai perjalanan rohani kita dengan hati yang baru,
penuh sukacita dan penuh ketaatan serta penundukan diri yang akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar