How the son of man become
the son of God? Kita harus mengalami yang namanya penyetaraan.
Di dalam perjalanan kerohanian kita, kita tidak lagi memulainya dari titik nol
melainkan kita tinggal melanjutkan karena ada seseorang yang sudah berjalan dan
memulainya yaitu bapa rohani kita. Apa yang kita perlukan sekarang bukanlah
mencari jalan sendiri tetapi yang kita butuhkan adalah menyetarakan hidup kita
dengan pemimpin atau apa rohani kita. Untuk itu sangat penting untuk terkoneksi
dengan seorang bapa rohani karena tanpa terkoneksi dengan akurat maka tidak
akan ada yang bisa ditransfer ke dalam hidup kita. Pastikan tidak boleh ada
ganjalan di hati kita sebaliknya hanya rasa respek dan mengistimewakan bapa
rohanilah yang harus terbangun di dalam hati kita.
Kejadian 22:5
Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini
dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan
sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Kejadian 22:6
Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya
ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau.
Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
Untuk menjadi anak di dalam rumah, kita harus meng-upgrate diri kita
dengan cara mengikuti semua proses pembentukan yang ada di dalam rumah sehingga
kita bisa berkolaborasi dengan bapa rohani kita. Ketika kita menjadi anak, maka
kita dapat menyentuh dan membawa perubahan kepada bangsa-bangsa sama seperti
bapa rohani kita namun untuk bisa sampai ke pada bangsa-bangsa, ada harga yang
harus kita bayar sebagai anak. Memikul salib artinya tidak mengeluh untuk
sesuatu yang kita korbankan. Jangan meminta orang lain untuk memikul salib kita
dan mulailah berkorban untuk rumah rohani sebab pengorbanan yang kita lakukan
bagi rumah adalah sebuah kehormatan.
Untuk mengalami penyetaraan, kita harus berjalan
bersama-sama dengan seorang bapa rohani. Ayat firman berkata “Demikianlah
keduanya berjalan bersama-sama.” Kalimat ini menjelaskan bahwa seorang anak
bukan berjalan di belakang bapanya melainkan bersama-sama, satu langkah,
beriringan, satu frekwensi, dan mengalami dimensi rohani yang sama.
Salah satu tekhnologi terbaru untuk mengakses sesuatu yang ada di
dalam diri bapa rohani adalah dengan cara mengdengarkan ulang khotbahnya
kemudian mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Pastikan kata-kata yang
ada di dalam mulut bapa kita menjadi kata-kata kita juga. Hal ini adalah salah
satu cara untuk men-download apa yang ada di dalam diri bapa rohani kita dengan cepat.
Pada prinsipnya di dalam suara ada kehidupan. Apa yang diucapkan oleh bapa kita
adalah kehidupan yang dapat menciptakan sesuatu di dalam hidup kita karena
dengan berkata-kata maka akan
mempercepat proses penyetaraan, membuka sorga dan mengubahkan hidup kita.
Yesaya 59:21
Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku
yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan
meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari
sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.
Firman yang diajarkan kepada kita di dalam sebuah rumah rohani
bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan dan juga bukan sebuah misteri
untuk dimengerti melainkan sesuatu yang jelas. Permasalahan sekarang adalah
banyak di antara kita sebagai anak rohani yang tidak mengerti firman yang disampaikan
oleh bapa rohani kita sendiri karena kesalahan ada di pihak kita. Tidak adanya
pengertian yang akurat membuat kita terkadang gagal paham apa yang dimaksudkan
oleh sang bapa. Disinilah proses pembelajaran firman dimulai. Jika kita tidak
mengerti, artinya kita harus melakukan suatu usaha untuk bisa mengerti yaitu
mendengarkan firman dan melakukannya. Proses mendengar dan melakukan inilah
yang membuat kita menjadi orang-orang yang bijak, otak kita di-upgrate dan
kapasitas kita semakin diperbesar.
Ulangan 30:11
"Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini,
tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. (12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah
yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya
kepada kita, supaya kita melakukannya? (13) Juga tidak di seberang laut
tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan menyeberang ke seberang laut untuk
mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita
melakukannya?
Ulangan 30:11
For this commandment which I command thee this day, it is not hidden from
thee, neither is it far off. (12) It is not in heaven, that
thou shouldest say, Who shall go up for us to heaven, and bring it unto us, that
we may hear it, and do it? (13) Neither is it beyond the
sea, that thou shouldest say, Who shall go over the sea for us, and bring it
unto us, that we may hear it, and do it?
Dari ayat di atas kata “do it
and hear it” dikatakan sebanyak dua kali yang artinya ketika kita mendengar
firman ada sesuatu yang dituntut dari kita yaitu doing something. Jika kita ingin bertumbuh maka kita harus
melakukan sesuatu yang ekstra dan bukan hal-hal yang biasa. Ketika kita
melakukan sesuatu yang ekstra, maka sorga akan melakukan validasi. Jadilah
orang yang melakukan sesuatu dengan
ekstrem, extra dan extravagan. Doing
something extrem!!!
Ulangan 30:14
Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di
dalam hatimu, untuk dilakukan.
Ketika Tuhan melepaskan firman, Dia ingin firman itu menjadi daging
dan diperkatakan oleh manusia. Firman yang dilepaskan oleh bapa kita harus
sampai ke tahap “From generation to
generation”. Artinya firman yang dilepaskan dari bapa kita tidak hanya
sampai kepada kita melainkan akan diteruskan ke generasi berikutnya. Namun
bagaimana agar mata rantai firman ini dapat terjadi? Yaitu dengan cara
menyimpan perkataan, pengajaran, doktrin dan keyakinan bapa rohani kita sambil
mengucapkan secara berulang-ulang inti pesan yang disampaikan oleh bapa rohani
kita karena firman yang kita yakini harus diucapkan.
Sebagai anak di dalam rumah, jangan mengurus urusan orang lain yang
tidak akurat. Namun berfokuslah untuk mendengarkan perkataan bapa rohani karena
perkataan sederhana dari seorang bapa akan membawa kita berada di posisi
kepemimpinan.
Mulailah perkataan yang sama dengan bapa rohani kita sehingga proses
multiplikasi orang benar dapat terjadi karena kita memikul tanggung jawab untuk
meneruskan perkataan bapa rohani ke generasi berikutnya.
By Ps. Rana Wijaya
• Jika anda rindu
mendengarkan rekaman selengkapnya, dapat menghubungi HOT Media:
Sdr. Yuldi (wa: 081290018644)
Sdr. Herry (wa: 081240206567)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar