Hagai 1:4
"Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu
yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
5 Oleh sebab itu, beginilah
firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
6 Kamu menabur banyak, tetapi
membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu
minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai
panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh
dalam pundi-pundi yang berlobang!
7 Beginilah firman TUHAN semesta
alam: Perhatikanlah keadaanmu!
8 Jadi naiklah ke gunung,
bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan
menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.
Dari sejak awal Tuhan menciptakan
manusia untuk menerima kemuliaan yang sudah Dia siapkan tetapi mengapa
kemuliaan itu belum kunjung datang dalam hidup orang percaya? Alasannya karena
orang tersebut terus hidup untuk upah. Di dalam hidup seseorang ada kecenderungan
yang tidak pernah puas dan hanya memperhatikan keberadaan dirinya sendiri
sehingga prioritas kita bekerja hanya untuk upah tapi upah yang ditaruh di pundi-pundi
yang berlubang dan kita bekerja untuk apa yang kita anggap baik tetapi tidak
menghasilkan apa-apa. Tapi jika kita hidup dalam blue print surga, ketika kita memusatkan diri kita untuk membangun
rumah Tuhan, maka akan selalu ada kemuliaan demi kemuliaan yang datang dalam
hidup kita karena kita diciptakan bukan untuk tujuan kita, mimpi dan cita-cita
serta apa yang kita pandang baik melainkan kita harus hidup untuk pencipta
kita.
Efesus 4:11 Dan Ialah
yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita
Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12 untuk memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13 sampai kita semua telah
mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah,
kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,
Dibangkitkannya rasul, nabi, penginjil,
gembala dan pengajar bertujuan untuk memperlengkapi kita bagi pembangunan tubuh
Kristus sebab Kristus adalah kepala dan kitalah tubuhNya. Oleh sebab itu Tuhan
ingin agar kita membangun tubuhNya. Ada yang dipanggil untuk menjadi mata,
telinga, mulut, dll agar dapat ikut berkontribusi dalam pembangunan rumah Tuhan.
Oleh karena itu, yang harus disadari bahwa tidak ada di antara kita yang
menjadi jemaat biasa melainkan kita memiliki peranan dan memainkan peranan kita
bagi pembangunan rumah Tuhan.
Perkara membangun rumah Tuhan
bukanlah perkara main-main tetapi sesuatu yang Tuhan sudah tetapkan sejak jaman
dulu dan tidak pernah berubah dari jaman ke jaman yaitu ingin melibatkan kita untuk
pembangunan rumah Tuhan karena tidak ada tujuan lain di dalam hidup ini kecuali
untuk rumah Tuhan. Mari belajar berfungsi dalam rumah Tuhan bukan hanya dengan
memberikan uang tetapi dengan tenaga, pikiran dan ide yang kita miliki.
Apa yang menjadi standar bahwa Tuhan memilih kita untuk bisa membangun
rumah bersama-sama dengan Dia?
Yohanes 14:23 Jawab
Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku
akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan
dia.
(NKJV) Jesus answered and said to him, If anyone love me, he will keep my words: and my Father will
love him, and we will come to him, and make our home with him.
Untuk ikut terlibat dalam pembangunan rumah Tuhan ada standarnya yaitu
“kalau engkau mengasihi Aku dan memegang
firmanKu”. Jika kita hidup dari firmanNya mencintai Dia, maka Yesus dan
Bapa akan datang dalam hidup kita untuk mengajak kita berpartner dalam
membangun rumah bersama-sama. Inilah yang dinamakan prosesi ikatan janji sebab
ikatan janji bukan hanya sebatas penyebutan saja melainkan apakah ada ikatan
roh yang sedemikian rupa di dalam diri kita dengan Tuhan dan apakah Tuhan
datang atas hidup kita? Ikatan janji tidak diberikan kepada semua orang tetapi
hanya diberikan kepada orang yang mau bertekun mendengarkan perkataan bapa
rohaninya/pemimpin rohani, meyakini apa yang bapa rohani yakini, dan hidup seperti
apa yang bapa rohani inginkan. Ketika ikatan janji terjadi, maka kita tidak
dapat lagi hidup bagi diri kita sendiri melainkan hidup kita untuk Tuhan. Namun sebelum ikatan janji terjadi, ada
kualifikasi yang harus kita penuhi yaitu apakah kita mengasihi Tuhan?
3 parameter apakah kita mencintai Tuhan atau tidak:
1. Cinta
selalu menghasilkan tindakan ekstrem. Apa tindakan ter-ekstrem yang penah kita
lakukan untuk Tuhan? Berapa lama doa kita setiap hari? Berapa lama kita membaca
Alkitab setiap hari? Berapa lama engkau berpuasa? Karena hanya orang-orang yang
ekstremlah yang akan terus berjalan bersama Tuhan. Temukan titik ekstrem di
dalam hidupmu.
2. Cinta
itu selalu pantang menyerah. Mudah menyerah dan putus asa hanyalah tanda kita
tidak memiliki cinta kepada Tuhan.
3. Cinta
selalu penuh dengan tawa tanpa beban dan keluhan. Cinta membuat kita memikul beban
berat tapi tidak merasa terbebani. Cinta membuat semua yang berat menjadi
ringan, semua yang sulit menjadi mudah dan cinta akan membuat kita melakukan
semua hal dengan tawa dan sukacita.
1 Yohanes 5:3 Sebab
inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.
Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
Kalau kita
mencintai Tuhan, maka kita akan melakukan semua hal dengan penuh tawa dan
sukacita karena pekerjaan di rumah Tuhan bukanlah sebuah perbudakan. Bekerja di
rumah Tuhan dan mengikut Tuhan tidaklah berat tetapi yang membuat kita berat
karena kita memberontak, melawan dan kehilangan kasih kepada Tuhan. Tetapi ketika
kita memiliki kasih terhadap Tuhan, maka hidup kita akan lurus-lurus saja sama
seperti Abraham dan Nuh yang selalu taat terhadap apa yang Tuhan katakan dan perintahkan,
perjalanan hidup mereka tidak pernah terasa berat. Sama halnya jika kita
mengasihi dan mencintai Tuhan sungguh-sungguh, tidak akan ada kata berat di
dalam hidup kita. Semuanya menyenangkan dan mengasyikkan bahkan hal-hal buruk
di dalam hidup kita akan terlewati dengan sukacita karena kita tahu Dia yang
memegang hari esok, mengendalikan hidup kita, berotoritas terhadap segala
sesuatu dan Dia sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan kita.