http://goo.gl/qqQ6r3


WELCOME TO HOT CHURCH-GEREJA RUMAH KEBENARAN-BOGOR

One voice, one language, one project

Di dalam momen ibadah kali ini seluruh jemaat dibawa untuk berfokus dalam penyembahan dan mulai mempergunakan mulut mereka untuk memperkatakan firman yang bertujuan mengaktivasi kuasa penciptaan di dalam setiap kehidupan jemaat, suasana penyembahan yang kuat membuat seluruh jemaat tenggelam dalam penyembahan dan menikmati setiap detik momen penyembahan yang ada.

Setelah penyembahan yang ada kemudian dilanjutkan dengan kesaksian seorang jemaat bagaimana mengikuti seorang bapa rohani. Setelah sesi kesaksian selesai Ps. Victor Lie memberikan pesan bagaimana di dalam perjalanan kerohanian kita seharusnya mengalami adanya lompatan iman, namun mengapa kita tidak mengalami lompatan iman yang seharusnya kita alami adalah karena kita hanya hidup untuk tujuan dan diri kita sendiri dan karena kita tidak memperbaharui ikatan janji kita dengan Tuhan. Setelah memberikan pesan singkat tersebut, Ps. Victor Lie kembali membawa jemaat masuk ke dalam penyembahan yang lebih dalam lagi dan mengajak seluruh jemaat untuk sekali lagi kembali mendedikasikan seluruh hidup mereka kepada Tuhan agar bisa berjalan menyelesaikan rencana Tuhan. Ada atmosfir penyerahan hidup total yang sangat kental terasa dalam penyembahan kali ini dan seluruh jemaat dibawa ke dalam pembaharuan ikatan janji dengan Tuhan dan masing-masing jemaat membuat pembaharuan ikatan janji mereka dengan Tuhan secara pribadi.

Inti pesan firman yang Ps. Victor Lie bagikan diambil dari Kejadian 11:1-9. Ada tiga hukum yang harus kita penuhi jika kita ingin melihat dan mengalami kuasa dari kesatuan: 

1. Satu suara (one voice) 

Mengapa proyek di dalam rumah Tuhan sering kali gagal ?? Jawabannya tidak lain karena sering kali orang-orang di dalam rumah Tuhan sendiri "membawa suara mereka" masing-masing atau ada begitu banya suara yang berbeda di dalam satu rumah. Tetapi kalau suara di dalam satu rumah itu sama maka pasti akan terjadi berbagai terobosan ilahi. 
Lalu satu suara seperti apa yang seharusnya dimiliki dalam satu rumah rohani?? Semua anggota rumah rohani harus membawa suara yang sama dengan sang pemimpin atau bapa rohani.

2. Satu bahasa (one language)

Mengapa bahasa kita sering kali berbeda? Karena tingkat pengertian yang kita miliki pun  berbeda. Cara untuk memiliki bahasa yang sama yaitu dengan mendengarkan khotbah seorang bapa rohani secara bertekun sehingga pengertian kita pun akan Tuhan bawa menjadi sama dengan seorang bapa rohani. 

3. Satu proyek (one project)

Ketika kita melakukan proyek yang sama di dalam rumah rohani maka hukum sinergi akan berlaku atas kita sehingga apapun yang kita lakukan pasti berhasil. Jika kita ingin berhasil dalam rumah rohani, maka tiga hal ini harus dilakukan. Ketika kita memenuhi hukum Tuhan di atas maka Tuhan akan datang dan membuat peresmian di dalam apa yang kita kerjakan. 

Firman diakhiri dengan deklarasi dan nubuatan agar pengertian dan hikmat yang sama tercurah di dalam kehidupan setiap jemaat. Jemaat pulang dengan satu keantusiasan untuk kembali bangkit berfungsi di dalam rumah Tuhan, memiliki satu suara, satu bahasa dan satu proyek yang sama. 


Oleh : Ps. Victor Lie


Jika anda rindu mendengarkan rekaman selengkapnya, dapat menghubungi HOT Media:
Sdr. Yuldi (wa: 081290018644)
Sdr. Herry (wa: 081240206567) 

DEKLARATOR FIRMAN

Didalam ibadah kali ini, Ps. Victor Lie mengajak seluruh jemaat untuk larut dalam penyembahan dengan berpusatkan kepada pujian dan deklarasi bahwa Dia adalah Allah yang bertindak dan Allah yang menjadi sumber kekuatan kita. 

Ps. Victor Lie juga membagikan firman dengan tema besar bagaimana menjadi pelaku firman di dalam kehidupan kita sehari-hari, menjadi deklarator firman yang terus-menerus mendeklarasikan dan memperkatakan firman di setiap waktu dan setiap saat. 

Bagaimana untuk menjalani kehidupan sebagai seorang deklarator?

1. Kebiasaan melakukan perenungan firman secara akurat harus dimulai. Membaca Alkitab bukan hanya di dalam hati, batin atau pikiran kita tetapi mengucapkannya dengan bersuara. 

Mazmur 1:2-3  tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Perenungan firman yang akurat di dalam ayat di atas berasal dari kata hâgâh (merenungkan) yang artinya murmur (berbisik), mourn (seperti orang yang berduka yang mengalami kematian), mutter (komat-kamit, seperti orang membaca mantera), roar (bunyi yang bergemuruh seperti singa yang mengaum), sore (seperti marah), speak (berbicara seperti berbicara satu arah), study (analisa, ada observasi, pendalaman Alkitab), talk (berbicara seperti menunggu jawaban, dalam pembacaaan Alkitab kita seperti orang yang berdialog), utter (mengucapkan atau memanjatkan).

Di dalam pembacaan Alkitab, kita harus melihat koteksnya dan membacanya secara ekspresif. Kita tidak boleh membaca Alkitab secara biasa-biasa saja tetapi harus ada ekspresikan pekerjaan roh disana.

2. Menjadi eksekutor firmanNya. Masa perubahan telah datang untuk kita menjadi pelaku firman artinya setiap khotbah yang kita dengar harus kita pelajari ulang karena tidak ada cara untuk membuat kita bertumbuh kecuali dengan bertekun di dalam pengajaran firman. Namun ada banyak orang yang mau dipakai Tuhan tetapi tidak mau membayar harganya padahal tidak ada jalan pintas kecuali megikuti jejak langkah kaki yang bapa rohani kita tinggalkan. 

Tuhan berkeinginan dengan amat sangat di dalam hatiNya untuk melihat sekelompok orang percaya yang hidup dari firman dan bergantung dari firmanNya. Didalam setiap situasi dan kodisi orang percaya ini memegang firman Tuhan dan tidak pernah melepaskan kepercayaan mereka. Kelompok orang ini adalah orang-orang yang terus bertekun di dalam pengajaran rasuli dan yang tidak mudah dikalahkan melainkan makin lama makin kuat.

Kita dapat mencipta ulang masa depan lewat firmanNya. Jika kita meresponi firman dengan cara yang akurat maka kita memiliki kemampuan untuk menyimpan firman dan jika kita dapat menyimpan firman maka kita dapat melepaskannya kapanpun kita membutuhkan. Itulah yang namanya sang deklarator. Karena tidak cukup hanya berkata “amin dan haleluya” tetapi yang terpenting adalah kita menjadi eksekutor firman. Eksekutor adalah orang yang mendengar, mempraktekkan, dan melakukan perenungan firman secara intensif. Kita menjadi kelompok orang percaya yang mengubahkan fakta dengan firmanNya. 

Yosua 1:8  Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.

Resep untuk beruntung dan berhasil adalah tidak cukup hanya dengan merenungkan tetapi memperkatakan firmanNya di manapun kita berada dan apapun kondisi yang kita hadapi, perkatakan firman karena ketika kita terus memperkatakan firman dan mendeklarasikan apa yang kita percayai maka hidup kita akan berhasil dan beruntung. Segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi hidup kita. Karena keberhasilan seseorang tidak bergantung pada apa yang dia lakukan tetapi karena orang yang melakukannya bertekun dalam merenungkan dan memperkatakan firman sehingga atmosfir iman terbangun di dalam hidup kita yang membuat kita disebut sebagai pembawa berkat dan pembawa realita hadirat Tuhan. 
Amin.

By Ps. Victor Lie

Jika anda rindu mendengarkan rekaman selengkapnya, dapat menghubungi HOT Media:
Sdr. Yuldi (wa: 081290018644)
Sdr. Herry (wa: 081240206567) 


DIVINE NATURE, DIVINE POWER


Dalam Sunday Training pada tanggal 20 Mei 2018, jemaat HOT Church melakukan penyembahan dengan menonton video BCC https://www.youtube.com/watch?v=OWH0zZQ7cEM. Selama penyembahan berlangsung, seluruh jemaat mengalami realita Tuhan, menyembah dengan antusias dan mengikuti setiap aliran penyembahan yang ada. Tidak ada batasan untuk realita Tuhan bekerja walaupun hanya dengan menonton video. Ketika ada hati yang haus dan lapar akan Tuhan maka Tuhan akan datang dala setiap ibadah yang ada.

Ps. Rana Wijaya, secara spesifik dibagikan mengenai 4 hal yang harus meningkat di dalam diri kita sebagai gereja Tuhan:
     1. Meningkatkan kemampuan untuk menerima firman (Capacity to receive).
Ketika kita membuka diri dan memiliki hati yang lembut untuk menerima firman, bertekun untuk meneliti, mendoakan, dan mendeklarasikan firman maka sifat ilahi akan terbangun di dalam diri kita.  
     2. Kapasitas untuk menyimpan (Capacity to retain).
Kita harus percaya dan meyakini firman yang kita terima sehingga firman tersebut dapat tinggal tetap di dalam diri kita. Dengan merenungkan, mendoakan dan mendeklarasikan firman maka firman akan terserap dan menjadi keyakinan dalam hidup kita.

     3. Kapasitan untuk menyampaikan firman (Capacity to release).
Kita tidak menunggu waktu sempurna untuk bisa keluar dan menyampaikan firman karena kesempurnaan menurut Tuhan berbeda dengan kesempurnaan menurut manusia. Setiap orang yang menerima dan menghidupi firman harus menyiapkan dirinya untuk menyalurkan firman karena jika kita hanya menerima firman maka akan ada masanya kita akan mengalami kejenuhan. Kita harus percaya bahwa di area dan level manapun kita berada, kita memiliki kemampuan untuk melepaskan firman. Namun kita harus menyadari bahwa kemampuan meyakinkan orang lewat kata-kata tidak datang begitu saja oleh karena itu kita butuh latihan di dalam hari-hari hidup kita karena ketika kita mempersiapkan diri pasti akan ada kesempatan untuk menyampaikan firman. Latih mulut kita untuk menerima, menyimpan dan menyalurkan firman.

Khotbah ditutup dengan doa deklarasi dan nubuatan bagaimana jemaat dapat menjadi pribadi yang dapat menerima, menyimpan dan menjadi penyampai firman.


By Ps. Rana Wijaya

Jika anda rindu mendengarkan rekaman selengkapnya, dapat menghubungi HOT Media:
·         Sdr. Yuldi (wa: 081290018644)
·         Sdr. Herry (wa: 081240206567)


PELAKU FIRMAN


Yakobus 1:22  Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
23  Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
24  Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
25  Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.

Ada sekumpulan roh dusta yang terus bekeja di dalam hidup umat Tuhan yang membuat mereka tidak pernah bisa sampai kepada kesempurnaan dan hanya terkondisi untuk menjadi penikmat firman belaka sehingga membuat mereka hanya cukup puas menerima dan mendengar firman saja tanpa menjadi pelaku dari firman tersebut. Roh dusta bekeja di kalangan orang percaya dengan menanamkan sebuah perasaan tertentu dan membuat orang percaya merasa sudah cukup puas saat firman disampaikan dan tidak perlu berupaya untuk mempraktekkan firman tersebut.
Mengapa kita tidak mengalami pembelaan Tuhan dalam hidup kita dan seakan-akan realita Tuhan menjauh dari hidup kita? Karena orang percaya hanya sampai pada titik “hanya mendengar firman”.

2Timotius 4:1  Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:
2  Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
3  Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
4  Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Inilah saatnya orang kristen tidak lagi memiliki kehidupan yang munafik dan hidup di dua alam tetapi menjadi pelaku dan eksekutor dari firmanNya karena kitalah jemaat yang berbeda yang terus menset kecenderungan hati kita hanya kepada firmanNya. Ketika kita tidak memiliki kelembutan hati serta kehausan dan kelaparan akan firmanNya maka sulit bagi kita untuk menjadi pelaku firman. Pastikan firman yang kita dengar di dalam gereja harus dihidupi di luar gereja sehingga orang dapat melihat kita sebagai terang Tuhan diluar sana.  

Bagaimana membangun kehidupan sebagai seorang pelaku firman?
1. Meneliti hukum yang sempurna.
Menjadi seorang pelaku firman adalah kunci agar kita tidak useless. Meneliti artinya:
      a. Melihat dengan membungkuk/melihat dari dekat. Banyak orang percaya yang hanya hidup dari apa kata orang, namun inilah saatnya kita mengalami realita firman itu sendiri. Bagaimana untuk menghidupi firman yang bapa rohani kita bagikan? Dengar ulang, pelajari, doakan, deklarasikan sampai sesuatu terjadi.

Ayub 42:5  Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Melihat dengan rasa penuh ingin tahu. Ada sebuah dorongan yang muncul dari dalam hati kita untuk melihat dengan rasa ingin tahu. Ada unsur ketertarikan yang besar dalam diri kita berkenaan dengan firman yang dibagikan oleh bapa rohani kita. Ini berhubungan dengan level kehausan dan kelaparan akan firman. Harus ada upaya keras dari diri kita untuk mempelajari firman yang telah disampaikan oleh bapa rohani kita.

Yohanes 1:1  Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.
3  Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
4  Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
5  Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.

Jika kita memulai dengan firman artinya kita memulai dengan Tuhan dan jika kita memulai dengan Tuhan artinya Tuhan ada di pihak kita karena segala sesuatu harus kita mulai dengan firman. Siapa mencari Tuhan akan mendapatkan firman. Ketika kita mencari firman maka firman akan datang atas kita dan ketika kita bertekun merenungkan dan meneliti firman Tuhan maka Tuhan akan ada bersama kita.

Bagaimana hal sederhana untuk kita menjadi pelaku firman? Hal pertama adalah mempelajari firman dengan baik-baik. Ketika ada firman di dalam diri kita maka kita akan memiliki kualitas hidup yang unggul. Orang tidak akan memandang kita sembarang karena ada firman di dalam diri kita. Ketika firman ada di dalam hidup kita maka firman akan menuntun kita kepada sesuatu yang harus kita lakukan dan itu akan menjadi sebuah keahlian. Hidup ini hanya berfokus kepada firman.

Di dalam firman ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Jika kita bertekun mempelajari firman dan meneliti firman dari dekat maka Roh Kudus yang sama yang datang kepada bapa rohani kita akan datang kepada kita dan menuntun kita dalam segala kebenaran. Dengan tiba-tiba kita akan mengerti firman, Tuhan mengarahkan kita kepada jalan damai sejahtera, hidup kita tidak lagi berliku-liku melainkan Tuhan meluruskan jalan kita. Kita tidak akan pernah takut dengan wabah dan sakit penyakit, kelaparan, kemiskinan dan masalah-masalah karena di dalam kita ada hidup. Kita tidak lagi membutuhkan dunia ini melainkan dunialah yang membutuhkan kita karena di dalam hidup kita ada terang manusia.

2. Bertekun di dalam firman dan kebenaran yang memerdekakan.

Bertekun adalah melakukan sesuatu yang rutin dengan cara yang kreatif dan menyenangkan sampai memunculkan hasil dan dampak yang maksimal, baik untuk diri kita ataupun orang lain. Kita harus bertekun di dalam doa. Minta Roh Kudus untuk menolong kita di dalam doa dan pembacaan Alkitab agar kita tidak lelah, bosan dan penat.

Tuhan ingin membawa kita bukan hanya sebagai gereja biasa tetapi Tuhan ingin menjadikan kita sebagai gereja model yang memiliki roh keputraan yang sejati. Tuhan sedang memposisikan kita sebagai gereja contoh di tengah bangsa-bangsa. Tuhan sedang membawa kita sebagai gereja yang menjadi pola apostolik profetis, sekelompok orang yang hidup dalam fathering secara akurat, yang memposisikan diri sebagai anak penghiburan, anak kebanggan bagi bapanya.



Berfungsi di Dalam Rumah Tuhan


Hagai 1:4  "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan?
5  Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
6  Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
7  Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
8  Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.

Dari sejak awal Tuhan menciptakan manusia untuk menerima kemuliaan yang sudah Dia siapkan tetapi mengapa kemuliaan itu belum kunjung datang dalam hidup orang percaya? Alasannya karena orang tersebut terus hidup untuk upah. Di dalam hidup seseorang ada kecenderungan yang tidak pernah puas dan hanya memperhatikan keberadaan dirinya sendiri sehingga prioritas kita bekerja hanya untuk upah tapi upah yang ditaruh di pundi-pundi yang berlubang dan kita bekerja untuk apa yang kita anggap baik tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Tapi jika kita hidup dalam blue print surga, ketika kita memusatkan diri kita untuk membangun rumah Tuhan, maka akan selalu ada kemuliaan demi kemuliaan yang datang dalam hidup kita karena kita diciptakan bukan untuk tujuan kita, mimpi dan cita-cita serta apa yang kita pandang baik melainkan kita harus hidup untuk pencipta kita.

Efesus 4:11  Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar,
12  untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus,
13  sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus,

Dibangkitkannya rasul, nabi, penginjil, gembala dan pengajar bertujuan untuk memperlengkapi kita bagi pembangunan tubuh Kristus sebab Kristus adalah kepala dan kitalah tubuhNya. Oleh sebab itu Tuhan ingin agar kita membangun tubuhNya. Ada yang dipanggil untuk menjadi mata, telinga, mulut, dll agar dapat ikut berkontribusi dalam pembangunan rumah Tuhan. Oleh karena itu, yang harus disadari bahwa tidak ada di antara kita yang menjadi jemaat biasa melainkan kita memiliki peranan dan memainkan peranan kita bagi pembangunan rumah Tuhan.
Perkara membangun rumah Tuhan bukanlah perkara main-main tetapi sesuatu yang Tuhan sudah tetapkan sejak jaman dulu dan tidak pernah berubah dari jaman ke jaman yaitu ingin melibatkan kita untuk pembangunan rumah Tuhan karena tidak ada tujuan lain di dalam hidup ini kecuali untuk rumah Tuhan. Mari belajar berfungsi dalam rumah Tuhan bukan hanya dengan memberikan uang tetapi dengan tenaga, pikiran dan ide yang kita miliki.  

Apa yang menjadi standar bahwa Tuhan memilih kita untuk bisa membangun rumah bersama-sama dengan Dia?

Yohanes 14:23  Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

(NKJV)  Jesus answered and said to him, If anyone love me, he will keep my words: and my Father will love him, and we will come to him, and make our home with him.

Untuk ikut terlibat dalam pembangunan rumah Tuhan ada standarnya yaitu “kalau engkau mengasihi Aku dan memegang firmanKu”. Jika kita hidup dari firmanNya mencintai Dia, maka Yesus dan Bapa akan datang dalam hidup kita untuk mengajak kita berpartner dalam membangun rumah bersama-sama. Inilah yang dinamakan prosesi ikatan janji sebab ikatan janji bukan hanya sebatas penyebutan saja melainkan apakah ada ikatan roh yang sedemikian rupa di dalam diri kita dengan Tuhan dan apakah Tuhan datang atas hidup kita? Ikatan janji tidak diberikan kepada semua orang tetapi hanya diberikan kepada orang yang mau bertekun mendengarkan perkataan bapa rohaninya/pemimpin rohani, meyakini apa yang bapa rohani yakini, dan hidup seperti apa yang bapa rohani inginkan. Ketika ikatan janji terjadi, maka kita tidak dapat lagi hidup bagi diri kita sendiri melainkan hidup kita untuk Tuhan.  Namun sebelum ikatan janji terjadi, ada kualifikasi yang harus kita penuhi yaitu apakah kita mengasihi Tuhan?

3 parameter apakah kita mencintai Tuhan atau tidak:

   1. Cinta selalu menghasilkan tindakan ekstrem. Apa tindakan ter-ekstrem yang penah kita lakukan untuk Tuhan? Berapa lama doa kita setiap hari? Berapa lama kita membaca Alkitab setiap hari? Berapa lama engkau berpuasa? Karena hanya orang-orang yang ekstremlah yang akan terus berjalan bersama Tuhan. Temukan titik ekstrem di dalam hidupmu.

   2. Cinta itu selalu pantang menyerah. Mudah menyerah dan putus asa hanyalah tanda kita tidak memiliki cinta kepada Tuhan.

     3. Cinta selalu penuh dengan tawa tanpa beban dan keluhan. Cinta membuat kita memikul beban berat tapi tidak merasa terbebani. Cinta membuat semua yang berat menjadi ringan, semua yang sulit menjadi mudah dan cinta akan membuat kita melakukan semua hal dengan tawa dan sukacita.

1 Yohanes 5:3  Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,

Kalau kita mencintai Tuhan, maka kita akan melakukan semua hal dengan penuh tawa dan sukacita karena pekerjaan di rumah Tuhan bukanlah sebuah perbudakan. Bekerja di rumah Tuhan dan mengikut Tuhan tidaklah berat tetapi yang membuat kita berat karena kita memberontak, melawan dan kehilangan kasih kepada Tuhan. Tetapi ketika kita memiliki kasih terhadap Tuhan, maka hidup kita akan lurus-lurus saja sama seperti Abraham dan Nuh yang selalu taat terhadap apa yang Tuhan katakan dan perintahkan, perjalanan hidup mereka tidak pernah terasa berat. Sama halnya jika kita mengasihi dan mencintai Tuhan sungguh-sungguh, tidak akan ada kata berat di dalam hidup kita. Semuanya menyenangkan dan mengasyikkan bahkan hal-hal buruk di dalam hidup kita akan terlewati dengan sukacita karena kita tahu Dia yang memegang hari esok, mengendalikan hidup kita, berotoritas terhadap segala sesuatu dan Dia sekali-kali tidak akan pernah meninggalkan kita.

EQUALIZATION


How the son of man become the son of God? Kita harus mengalami yang namanya penyetaraan. Di dalam perjalanan kerohanian kita, kita tidak lagi memulainya dari titik nol melainkan kita tinggal melanjutkan karena ada seseorang yang sudah berjalan dan memulainya yaitu bapa rohani kita. Apa yang kita perlukan sekarang bukanlah mencari jalan sendiri tetapi yang kita butuhkan adalah menyetarakan hidup kita dengan pemimpin atau apa rohani kita. Untuk itu sangat penting untuk terkoneksi dengan seorang bapa rohani karena tanpa terkoneksi dengan akurat maka tidak akan ada yang bisa ditransfer ke dalam hidup kita. Pastikan tidak boleh ada ganjalan di hati kita sebaliknya hanya rasa respek dan mengistimewakan bapa rohanilah yang harus terbangun di dalam hati kita.

Kejadian 22:5  Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
Kejadian 22:6  Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

Untuk menjadi anak di dalam rumah, kita harus meng-upgrate diri kita dengan cara mengikuti semua proses pembentukan yang ada di dalam rumah sehingga kita bisa berkolaborasi dengan bapa rohani kita. Ketika kita menjadi anak, maka kita dapat menyentuh dan membawa perubahan kepada bangsa-bangsa sama seperti bapa rohani kita namun untuk bisa sampai ke pada bangsa-bangsa, ada harga yang harus kita bayar sebagai anak. Memikul salib artinya tidak mengeluh untuk sesuatu yang kita korbankan. Jangan meminta orang lain untuk memikul salib kita dan mulailah berkorban untuk rumah rohani sebab pengorbanan yang kita lakukan bagi rumah adalah sebuah kehormatan.

Untuk mengalami penyetaraan, kita harus berjalan bersama-sama dengan seorang bapa rohani. Ayat firman berkata “Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.” Kalimat ini menjelaskan bahwa seorang anak bukan berjalan di belakang bapanya melainkan bersama-sama, satu langkah, beriringan, satu frekwensi, dan mengalami dimensi rohani yang sama.

Salah satu tekhnologi terbaru untuk mengakses sesuatu yang ada di dalam diri bapa rohani adalah dengan cara mengdengarkan ulang khotbahnya kemudian mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Pastikan kata-kata yang ada di dalam mulut bapa kita menjadi kata-kata kita juga. Hal ini adalah salah satu cara untuk men-download apa yang ada di dalam diri bapa rohani kita dengan cepat. Pada prinsipnya di dalam suara ada kehidupan. Apa yang diucapkan oleh bapa kita adalah kehidupan yang dapat menciptakan sesuatu di dalam hidup kita karena dengan berkata-kata maka  akan mempercepat proses penyetaraan, membuka sorga dan mengubahkan hidup kita.

Yesaya 59:21  Adapun Aku, inilah perjanjian-Ku dengan mereka, firman TUHAN: Roh-Ku yang menghinggapi engkau dan firman-Ku yang Kutaruh dalam mulutmu tidak akan meninggalkan mulutmu dan mulut keturunanmu dan mulut keturunan mereka, dari sekarang sampai selama-lamanya, firman TUHAN.

Firman yang diajarkan kepada kita di dalam sebuah rumah rohani bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dilakukan dan juga bukan sebuah misteri untuk dimengerti melainkan sesuatu yang jelas. Permasalahan sekarang adalah banyak di antara kita sebagai anak rohani yang tidak mengerti firman yang disampaikan oleh bapa rohani kita sendiri karena kesalahan ada di pihak kita. Tidak adanya pengertian yang akurat membuat kita terkadang gagal paham apa yang dimaksudkan oleh sang bapa. Disinilah proses pembelajaran firman dimulai. Jika kita tidak mengerti, artinya kita harus melakukan suatu usaha untuk bisa mengerti yaitu mendengarkan firman dan melakukannya. Proses mendengar dan melakukan inilah yang membuat kita menjadi orang-orang yang bijak, otak kita di-upgrate dan kapasitas kita semakin diperbesar. 

Ulangan 30:11  "Sebab perintah ini, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, tidaklah terlalu sukar bagimu dan tidak pula terlalu jauh. (12) Tidak di langit tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang akan naik ke langit untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya? (13)  Juga tidak di seberang laut tempatnya, sehingga engkau berkata: Siapakah yang  akan menyeberang ke seberang laut untuk mengambilnya bagi kita dan memperdengarkannya kepada kita, supaya kita melakukannya?

Ulangan 30:11  For this commandment which I command thee this day, it is not hidden from thee, neither is it far off. (12)  It is not in heaven, that thou shouldest say, Who shall go up for us to heaven, and bring it unto us, that we may hear it, and do it? (13)  Neither is it beyond the sea, that thou shouldest say, Who shall go over the sea for us, and bring it unto us, that we may hear it, and do it?

Dari ayat di atas kata “do it and hear it” dikatakan sebanyak dua kali yang artinya ketika kita mendengar firman ada sesuatu yang dituntut dari kita yaitu doing something. Jika kita ingin bertumbuh maka kita harus melakukan sesuatu yang ekstra dan bukan hal-hal yang biasa. Ketika kita melakukan sesuatu yang ekstra, maka sorga akan melakukan validasi. Jadilah orang yang melakukan sesuatu dengan  ekstrem, extra dan extravagan. Doing something extrem!!!

Ulangan 30:14  Tetapi firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.

Ketika Tuhan melepaskan firman, Dia ingin firman itu menjadi daging dan diperkatakan oleh manusia. Firman yang dilepaskan oleh bapa kita harus sampai ke tahap “From generation to generation”. Artinya firman yang dilepaskan dari bapa kita tidak hanya sampai kepada kita melainkan akan diteruskan ke generasi berikutnya. Namun bagaimana agar mata rantai firman ini dapat terjadi? Yaitu dengan cara menyimpan perkataan, pengajaran, doktrin dan keyakinan bapa rohani kita sambil mengucapkan secara berulang-ulang inti pesan yang disampaikan oleh bapa rohani kita karena firman yang kita yakini harus diucapkan.

Sebagai anak di dalam rumah, jangan mengurus urusan orang lain yang tidak akurat. Namun berfokuslah untuk mendengarkan perkataan bapa rohani karena perkataan sederhana dari seorang bapa akan membawa kita berada di posisi kepemimpinan.
Mulailah perkataan yang sama dengan bapa rohani kita sehingga proses multiplikasi orang benar dapat terjadi karena kita memikul tanggung jawab untuk meneruskan perkataan bapa rohani ke generasi berikutnya.


By Ps. Rana Wijaya


 Jika anda rindu mendengarkan rekaman selengkapnya, dapat menghubungi HOT Media:
  Sdr. Yuldi (wa: 081290018644)
  Sdr. Herry (wa: 081240206567)

Ketaatan dan Penundukan Diri Yang Benar


Untuk mengikut Tuhan haruslah ekstrem.!!! Mengapa gereja atau hamba Tuhan yang memiliki pengaruh yang dasyat sekalipun gagal menghadirkan pengaruh dari dominasi kerajaan Allah yang kuat itu? Jawabannya karena mereka tidak cukup ekstrem buat Tuhan.!! Prinsipnya hanya orang-orang yang ekstremlah yang mampu menghadirkan dominasi kerajaan Allah  dengan sangat kuat. Selama ini kekristenan gagal, mandul dan biasa saja. Kegagalan menghadirkan dominasi kerajaan Allah disebabkan kerena orang-orang di dalam gereja terus hidup dengan cara yang biasa saja. Tidak ada yang ekstrem dari kehidupan mereka, semua yang dilakukan untuk Tuhan hanya seadanya saja, doa, penyembahan dan kesaksian mereka menjadi begitu biasa seperti kebanyakan orang. Padahal Yesus sendiri menghendaki agar pengikutnya adalah orang-orang yang ekstrem. EKSTREM sendiri memiliki konotasi yang sama dengan tindakan melakukan sesuatu secara gila-gilaan, habis-habisan dan mati-matian.

Contoh langkah-langkah ekstrem yang dapat kita lakukan adalah meninggalkan segala sesuatu yang berbau dosa, membaca Alkitab sampai selesai dalam waktu 3 bulan, membaca buku-buku yang membangun iman padahal kita orang yang malas membaca, tidak mengakhiri puasa jika belum mendengar suara Tuhan, memilih bekerja bagi Tuhan dari pada berlibur.
Coba mulai pikirkan apa tindakan ekstrem yang kita sudah lakukan di masa lampau, masa kini dan yang akan datang? Tuliskan apa yang harus kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita benar mau melakukan hal yang ekstrem bagi Tuhan. Baik itu dalam hal berdoa, menyembah Tuhan, membaca Alkitab, memperlakukan bapa rohani atau saudara rohani, dll.

Prinsip yang perlu kita pahami adalah kita tidak perlu memecahkan rekor orang lain dalam menunjukan tindakan ekstrem kepada Tuhan tetapi mulailah pecahkan rekor pribadimu sendiri. Lakukanlah tindakan-tindakan ekstrem yang selama ini belum pernah dilakukan. Tidak perlu bersaing dengan siapapun atau mencoba memecahkan rekor orang lain tetapi ikuti arahan RohNya untuk apa yang harus kita lakukan.

Ibrani 13:17  Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.


TAAT DAN TUNDUK

Ada sebuah fakta di tengah gereja bahwa terdapat banyak orang yang tunduk dan taat tapi menyimpang dari prinsip kebenaran yang sejati. Tindakan mereka untuk taat dan tunduk kepada seorang pemimpin didasari oleh rasa takut, mereka takut kalau tidak taat nanti dikutuki dan tidak diberkati oleh Tuhan atau nanti kena sial jadi lebih baik taat saja. Ketaatan dan penundukan diri seperti itu adalah sebuah kepalsuan yang tidak akan pernah menghasilkan sinergi dan kolaborasi di dalam sebuah gereja melainkan pada akhirnya hanya akan menghasilkan berbagai pemberontakan. Prinsipnya ketika kita tunduk dan taat di dalam sebuah gereja lokal dengan cara yang akurat maka akan tercipta sebuah KOLABORASI DAN SINERGI.

Kata taat (peithō) pada ayat di atas memiliki arti lain "to make friends" yang berarti untuk bersahabat. Maksudnya adalah ketaatan kita bukanlah karena didasari oleh rasa takut melainkan taat karena seperti ada seorang sahabat yang meminta untuk kita melakukan sesuatu tanpa ada paksaan atau ancaman dan kita melakukannya dengan sepenuh hati.
Ketika kita mulai mentaati seorang pemimpin dengan cara demikian maka spirit yang bekerja bukan lagi spirit takut atau intimidasi melainkan spirit to make friends yang artinya kita  bersahabat dengan seorang pemimpin bahkan menjadi seperti sahabat sejati baginya sehingga waktu si pemimpin meminta, memohon sesuatu atau memberikan sebuah arahan maka dengan sukacita, sukarela dan tanpa rasa berat kita akan melakukannya.

Ketaatan yang kita lakukan versi Ibrani ini akan menghasilkan SINERGI DAN KOLABORASI BUKAN PERPECAHAN. Ketaatan yang sejati di dalam rumah Tuhan baik kepada seorang pemimpin atau kepada Tuhan bukan didasari dengan spirit ancaman dan perbudakan, karena tidak ada perbudakan di dalam Kristus.!! Ketaatan yang sejati akan membawa kita berjalan bersama-sama dalam menyelesaikan apa yang menjadi kehendak dan agenda Tuhan di muka bumi ini.

Contohlah Abraham yang mentaati Tuhan dan menganggap Tuhan adalah sahabatnya sehingga tidak ada pergumulan untuk Abraham mentaati arahan Tuhan. Ketaatan Abraham menghasilkan kolaborasi. Bukan ketaatan seperti yang dilakukan oleh Yunus.

Kata tunduk (hupeikō) sendiri memiliki arti to resist no longer, but to give way yang berarti tidak ada lagi perlawanan melainkan memberikan jalan. Sikap penundukan diri ini memiliki arti “kita berserah”. Mungkin kita punya hak untuk membantah atau melawan tapi kita menyerahkan hak itu kepada seorang bapa rohani atau pemimpin kita sehingga tidak ada lagi resistensi dan perlawanan. Perlawanan yang dimaksudkan adalah baik itu melalui pikiran, perasaan ataupun perkataan kita. Jadi penundukan yang dimaksudkan adalah kita membuka diri bagi seorang bapa rohani untuk memperlengkapi hidup kita.

Sangat penting untuk terus diingat bahwa atmosfir tunduk dan taat yang sejati akan selalu menghasilkan kebahagiaan dimana pemimpin akan menjadi bahagia dalam memberi arahan dan jemaat pun tidak merasa terpaksa melainkan dengan bahagia melakukannya. Untuk itulah sangat penting kita membangun ketaatan dan penundukan diri secara akurat. Berada di dalam rumah Tuhan bukan dengan tekanan tetapi ada sinar sukacita, bahagia, bergairah dan semangat yang selalu baru.

Ibrani 13:17 Taatilah pemimpin-pemimpin saudara dan lakukanlah dengan rela apa yang diperintahkannya. Sebab tugas mereka ialah menjagai jiwa saudara dan Allah akan menilai hasil pekerjaan mereka. Usahakanlah supaya mereka dapat memberi laporan kepada Allah tentang saudara dengan sukacita, bukan dengan dukacita, sebab kalau demikian halnya, saudara juga yang menanggung akibatnya.

Kalau kita taat dan tunduk dalam versi yang akurat maka seorang pemimpin akan terus menjagai jiwa kita dan membawa kita di hadapan Tuhan, hal itu akan mendatangkan keuntungan bagi diri kita sendiri. Sebagai dampaknya kita akan mengalami limpahan anugerah karena seorang pemimpin adalah corong atau saluran anugerah bagi hidup kita. Buang semua bentuk ketaatan dan penundukan diri versi lama. Kalau seorang bapa rohani menerima anugerah kita juga akan menerima anugerah yang sama, kalau seorang bapa rohani dipromosikan Tuhan, kita pasti akan ikut dipromosikan Tuhan. Semarak rumah Tuhan akan sangat berbeda dimana ada canda, tawa, sorak-sorai kemenangan, sukacita dan kasih bapa. Itulah ekspresi dari kehidupan kita. Konsep pikir kita harus berubah terhadap seorang bapa rohani.

Memang terhadap musuh seorang bapa rohani akan seperti singa Yehuda, tetapi terhadap kita anaknya seorang bapa rohani adalah bapa yang baik. Mari kita mulai perjalanan rohani kita dengan hati yang baru, penuh sukacita dan penuh ketaatan serta penundukan diri yang akurat.