http://goo.gl/qqQ6r3


WELCOME TO HOT CHURCH-GEREJA RUMAH KEBENARAN-BOGOR

DIKENALI DI RUANG TAKHTA

Tuhan selalu memulai segala sesuatu dari ruang kudus (Holy place). Di Holy place, orang mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Diubahkan, dijamah, hatinya bergelora oleh Injil dan kepada Tuhan. Roh yang mengasihi dan menyembah Tuhan mulai lahir di dalam hidupnya. Di hadirat Tuhan, orang ini dikenali sebagai umat kepunyaanNya, umat milikNya sendiri. 
 
Sebagai umatNya, kita jangan hanya jadi orang percaya, tapi beralihlah jadi orang yang dikenali di ruang takhta. Karena ada banyak orang berdoa dan melakukan pelayanan tapi karena mereka tidak dikenali di ruang takhta, maka tidak akan pernah terjadi terobosan. Yang terjadi hanyalah pasang surut rohani. Yang Tuhan mau adalah kita dikenali di ruang kudusNya. Bukan hanya gembala kita yang dikenali di ruang takhta, tetapi semua kita sebagai anak rohani harusnya juga dikenali. 

Bangun hidup kita di dalam doa dan puasa. Miliki waktu lebih banyak bersama dengan Tuhan. Baca buku membangun manusia roh dan praktekkan itu. Doa di dalam roh, menyembah di dalam roh, menangkap firman Tuhan dan membuatnya menjadi kata-kata yang hidup. Saat kita melatih manusia roh kita dan ketika pemimpin kita membawa kita kedalam penyembahan, maka kita tidak akan terseok-seok. Semua kita akan langsung tune-in dan tidak perlu lagi di adjust. Terkadang dalam ibadah, kita di adjust lagi dan di adjust lagi karena kita datang dalam level yang lebih rendah dari minggu lalu. Harusnya tidak boleh begitu. Seharusnya kita berada di level yang baru. Apa yang membuat level kita turun? Karena kita ceroboh, tidak menjaga hidup kita, tidak menjaga persekutuan kita dengan Tuhan dengan sungguh-sungguh, akhirnya ada banyak roh dunia dan tawaran setan, intimidasi dan tekanan yang meruntuhkan hidup kita. Tekanan ekonomi, sakit-penyakit, konflik batin yang mencoba menyerang  kita kerena kita tidak siap. Akhirnya kita dihajar oleh roh-roh lain, dan ketika kita datang di hari minggu, kita memulainya lagi dari awal. Itu sebabnya sebagai jemaat, tinggalkan gaya hidup yang ceroboh dan sembrono. Jaga hidup kita!

Amsal 4:24 “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan”.

Jagai hati kita. Kalau kita tidak bisa menjaga hati dan hidup kita, maka tidak ada yang bisa kita alirkan. Pekerjaan apapun yang kita pegang akan gagal karena yang kita alirkan adalah kematian. Pelayanan dan tanggung-jawab yang diberikan kepada kita tidak ada yang sempurna dan tidak ada yang baik hasilnya karena kita tidak mengalirkan kehidupan. Tapi kalau kita mengalami kehidupan Tuhan, pekerjaan kita akan beres. Kalau kita adalah orang yang mencintai Tuhan, mengasihi Tuhan, gila-gilaan cari Tuhan, menjaga persekutuan kita dengan Tuhan, menjaga hati kita, maka kita akan mengalami manifestasi Tuhan dalam hidup kita. Apapun yang kita sentuh pasti mengalami kehidupan. 

Kenapa ada banyak gereja di luar sana yang mencoba membawa perubahan tetapi tidak pernah berhasil? Karena kehidupan mereka tidak beres di ruang takhta.  Mereka tidak punya persekutuan yang hidup dengan Tuhan. Jagai persekutuan kita dengan Tuhan. Jagai doa-doa kita karena itu adalah kunci. Jangan sampai kita datang ke ruang takhta dan Tuhan bertanya “kamu siapa?”. Kita tidak dikenali karena kita tidak membangun hubungan kita dengan Tuhan. Mari bangun hidup kita hari lepas hari, jam demi jam, menit demi menit bersama dengan Tuhan. 

Jangan biarkan kita dikalahkan oleh apapun juga. Persekutuan dengan Tuhan sebagai hal yang wajib dan mutlak untuk dijaga. Persekutuan dengan Tuhan harus menjadi nature kita. Persekutuan dengan Tuhan menjadi kunci hidup kita. Sifat dasar kita harus senang kepada Tuhan dan mengasihi Tuhan. Untuk terus menjagai persekutuan kita dengan Tuhan, ada harga yang harus kita bayar. Bapa rohani kita ingin supaya kita dikenali di ruang takhta. Berdoalah dengan cara yang tidak biasa. Doa dengan antusias, doa dengan agresif, doa dengan meluap-luap. Berdoalah sampai ada firman yang datang atas hidupmu. Jangan berdoa dengan terfokus pada waktu tapi terfokuslah pada  Tuhan. Fokuslah dengan realitaNya, dengan apa yang Dia ingin berikan kepada kita. Sebagai anak di dalam rumah, mari jagai persekutuan kita dengan Tuhan dengan mati-matian, dengan gila-gilaan. Seperti  orang desperate atau orang frustasi, melakukan apa saja untuk mencari Tuhan. Miliki prinsip ini, “Tuhan, kalau Kau tidak menjamah aku, aku yang akan naik ke sorga menjamah Engkau”. 

Kita tidak bisa dipakai Tuhan kalau kita tidak dikenali di ruang takhta. Setan tak pernah takut dan gemetar karena kita tidak dikenali di ruang takhta. Namun, ketika kita dikenali dan ketika kita keluar dari ruang takhta, tidak ada pekerjaan setan yang tidak dapat kita selesaikan. Kita harus saling menguatkan. Yang lemah dikuatkan oleh yang kuat dan yang kuat harus menguatkan yang lemah. Bicarakan apa yang kita dapat dari Tuhan di tengah-tengah kita.  Jangan bicarakan yang tidak penting. Bicarakan apa yang kita dapat dari Tuhan. Share dan bagikan karena itu mengubah atmosphere. Semakin kuat atmosphere sorga di tengah-tengah kita maka ketika kita keluar, kita akan menghembuskan angin sorga kepada orang-orang, aliran air sungai bisa kita berikan kepada orang-orang karena kita punya sungainya. 

Bangun manusia roh kita. Praktekkan buku biru sampai berakar kuat. Doa dalam roh, jangan jadi familiar. Ini yang harus kita jaga, terkadang jika seseorang semakin terhubung, sering kali akan merasa familiar. Semakin familiar, orang jadi kurang respect. Kalau Elisa kurang respect kepada Elia, maka Elisa tidak bisa melihat Elia diangkat. Itulah sebabnya kita harus membuang familiarity spirit di dalam roh kita. Bagaimana caranya? Tumbuhkan roh yang haus dan roh yang lapar. 

Kalau persekutuan kita dengan Tuhan di ruang takhta beres, kita memiliki persekutuan yang manis dengan Tuhan, maka secara otomatis kita akan mengenali rumah yang Tuhan tetapkan yaitu the appointed place (tempat yang Tuhan tujuk). Setelah Yesus naik ke sorga, rasul-rasul tidak buru-buru pergi pelayanan. Yesus menunjuk suatu tempat yaitu loteng Yerusalem. Hanya orang yang hidup di ruang takhta yang bisa mengenali “loteng Yerusalem”. Itulah sebabnya dari 500 orang, hanya 120 orang yang tetap stay di sana karena mereka tahu bahwa loteng Yerusalem adalah the appointed place. Tempat yang Tuhan tunjuk dan Tuhan rindukan sebagai tempat yang akan dipakai Tuhan untuk melanjutkan pemerintahanNya di atas bumi. 

Kita harus bisa memahami bahwa di Bogor, HOT Church-lah yang diposisikan Tuhan menjadi the appointed place. Kita yang harus membawa api kegerakan itu. Bukan dengan kesombongan tapi kita merasa dan kita yakini bahwa Tuhan memilih kita untuk jadi pola, pattern, jadi the appointed place di Bogor ini. Artinya kalau ada orang yang ingin melihat gereja, dia harus datang ke HOT Church. Kalau orang ingin melihat jemaat yang bertumbuh, mereka harus melihat hidup kita sebagai jemaat. Kalau mereka ingin melihat pendeta yang diurapi, mereka harus melihat pemimpin dan bapa rohani kita. Kita harus berkolaborasi di dalam rumah ini. Makanya di dalam rumah rohani kita dibentuk karena tidak ada yang diinginkan oleh bapa rohani kita kecuali “ketaatan” karena “hati yang lembut, yang mau diajar dan mau berubah” adalah modal dasar. 

Jangan mau terkondisi dengan keadaan lahiriah kita. Selama kita memiliki hati yang lembut, mau diajar, mau dibentuk ulang,  maka itu adalah modal dasar di dalam rumah. Ini adalah rumah tapi bukan rumah kita dan juga bukan rumah pemimpin kita. Ini adalah rumah Tuhan. Cara yang ditegakkan adalah cara Tuhan. Model yang dipakai adalah model kerajaan sorga.
Yang paling sulit adalah membuang apa yang kita ketahui. Banyak orang yang ingin menerima apa yang kita bagikan tapi sering kali dia tidak mau buang yang lama. Tidak bisa anggur lama dicampur dengan anggur baru. Dan tidak bisa anggur yang baru ditaruh di kantong kulit yang lama. Sediakan kirbat yang baru. 

Kenapa Yesus di tolak di daerah asalnya? Karena mereka tahu bahwa Yesus adalah anak tukang kayu. Kenapa ada banyak orang bermasalah dengan pemimpin? Karena mereka tahu masa lalu kita. Kenapa kita tidak taat kepada pemimpin? Karena kita tahu masa lalu pemimpin kita. Kita tahu siapa pemimpin kita, kita tahu bagaimana dia marah, kita tahu bagaimana dia mendidik orang, kita tahu dia banyak kesalahan. Tapi itu dulu. Tuhan memproses dan membentuk dia. Tuhan tambahkan urapan, Tuhan tambahkan kasih karunia, naturenya diubahkan. Tetapi orang yang selalu melihat kesalahan orang lain tidak berubah dan selalu menganggap bahwa orang ini adalah “anak tukang kayu”. Ada banyak alasan orang tidak mau mengikuti seorang bapa rohani, bukan karena khotbahnya tidak bagus tapi karena mereka tahu masa lalu sang pemimpin . 

Kita harus pastikan selalu memiliki hati yang lembut, mau diajar, mau dibentuk, hati yang tidak memberontak, yang memberikan diri untuk disiplin, inilah yang harusnya terjadi dalam kehidupan kita. Ini adalah modal dasar kita untuk menentukan rumah Tuhan ini menjadi miniatur sorga di bumi ini. 

Kenapa orang selalu memandang kesalahan orang lain terus-menerus, selalu membangkit-bangkitkan kesalahan masa lalu? Karena kehidupan di ruang takhtanya tidak beres. Kalau di ruang takhtanya beres dan selalu mengalami jamahan Tuhan, maka ketika kita mengaku dosa ke pada Tuhan, maka Dia tidak akan mengingat dosa kita. Dia melupakan dosa kita. Satu “penyakit” Tuhan adalah melupakan dosa, Dia tidak pernah mengingat lagi. Tapi satu penyakit kita ialah selalu mengingat kesalahan orang. Nature kita harus berubah.

Di rumah rohani adalah tempat pembentukan sebelum ke market place. Kenapa ada banyak gereja buka sekolah, lahan pertanian dan masuk ke dunia bisnis tapi tidak membawa impact, malah mereka dipengaruhi . Mereka masuk ke dunia bisnis tapi bukan dunia bisnis yang diubahkan tetapi  dunia bisnis mengubah mereka. Sekarang orang-orang di dunia bisnis ditarik untuk berbicara di dalam gereja, disuruh menunjukkan jalan bagaimana menjadi kaya dan sukses. Ini adalah hal yang terbalik. Seharusnya dari gereja yang pergi ke market place. Mereka menerima inputan dari luar. Bukan mengubah tapi diubah oleh market place. Mengapa demikian? Karena gereja dan rumah rohaninya tidak terbentuk. Ini yang harus kita pahami. Di rumah rohani ada pembentukan, ada pembapaan. Apa yang harus kita siapkan? Hati yang lembut, mau diajar, mau dibentuk ulang, telinga kita mau mendengar, itu sudah menjadi modal dasar kita untuk melangkah dalam perjalanan rohani ini. Tapi kalau kita memiliki hati yang keras dan tidak mau dibentuk, itu namanya orang bebal. Orang bodoh lebih memiliki  harapan dari pada orang tersebut. Ada banyak orang seperti itu. Dia tahu apa yang benar tetapi tidak mau melakukannya. Dia tahu apa yang dilakukan adalah hal yang salah, tapi tetap dilakukan. Dia tahu apa yang dinginkan pemimpin, tapi dia tidak lakukan. Buang kebebalan dalam hidup kita! Pastikan rumah rohani ini menjadi rumahNya Tuhan dimana Tuhan datang menyatakan kuasaNya, menyatakan kehadiranNya di tengah-tengah kita. Kita akan menghadirkan kerajaan sorga di bumi ini tapi bagaimana mau menghadirkan kerajaan sorga di market place kalau di rumah rohani kita sendiri tidak ada sorga, kerajaan dan pemerintahanNya? Semua harus dimulai dari kita, dari rumah rohani. Teruslah berlari dan berlari. Kita sudah ditunjuk Tuhan menjadi the appointed place di Bogor. Untuk itu, jangan sampai kita menjadi yang terakhir. Teruslah menjadi yang terutama. Kenapa ada orang yang menjadi yang terakhir? Karena mereka mulai ribut akan upah. Ayo, terus berlari. Keep running, keep running! Jangan kendorkan kekuatan kita. Teruslah berlari!

Bapa ingin setiap orang yang datang dapat melihat kita berkolaborasi sebagai sebuah rumah. Bagaimana father and son’s collaboration. Mereka harus bisa melihat bagaimana Allah bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus berkolaborasi. Allah Bapa dan Allah Roh Kudus tidak pernah bersaing. Selalu bekerja bersama-sama dan harmoni. Hal yang sama harus juga terjadi dimana Bapa, Ibu dan Anak di dalam rumah berkolaborasi untuk menghadirkan Tuhan ditengah-tengah kita secara nyata.
Di dalam gereja Rasuli, semua jemaat harus berfungsi. Deklarasikan ini “Hidup saya harus berfungsi sebagai anak di dalam rumah. Saya akan terlibat dalam pelayanan yang ada. Pelayanan yang ada bukan lagi ke dalam empat tembok gereja, tetapi di komunitas, di kota dan bangsa”.

Konsep pelayanan kita bukan lagi di dalam ruang gereja. Harus dimulai dari ruang takhta, dibentuk dalam rumah dan sampai ke market place. Rumahlah yang harus mengutus kita. Jangan utus dirimu sendiri. Kalau kita mengutus diri sendiri maka setan akan menyerang kita. Biarkan tubuh Kristus yang mengutus. Kalau kita diutus oleh gerejaNya, maka otoritas yang kita bawa juga adalah otoritas gerejaNya. Segala lutut akan bertelut, segala lidah akan mengaku, segala sesuatu yang di bumi dan dibawah bumi akan bertelut karena kita membawa otoritas dari kerajaan yang tidak tergoncangkan.
Definisi pelayanan kita bukan hanya sebagai song leader, pelayanan musik, usher, kolektan, dll. Bukan cuma itu. Pelayanan yang kita bangun adalah diluar tembok gereja. Dunia pendidikan, dunia bisnis, dunia kesehatan, dunia pertanian. Itu adalah pelayanan-pelayanan yang Tuhan buka di tengah-tengah kita. 


Definisi pelayanan yang sesungguhnya adalah suatu aktifitas yang kita lakukan sebagai suatu respon atas dorongan Roh yang terus menerus kita alami di dalam batin kita, sebagai akibat meluapnya kasih dan dinamika Roh saat kita terus membangun persekutuan dengan Bapa.
 (Voice Of The Spirit, hal. 18)

Pelayanan adalah aktifitas yang kita lakukan tapi bukan karena terpaksa, bukan karena jadwal atau karena ada schedule tapi karena ada dorongan roh yang terus menerus bekerja dalam batin dan hati kita, meluap karena kasih dan dinamika Roh Kudus. Roh Kudus bekerja di dalam hati kita, di dalam persekutuan kita dengan Bapa. 

Kalau kita mau melayani di dalam rumah rumah rohani, berfungsi di dalam rumah rohani yang pada akhirnya bisa membawa kita ke market place untuk membawa perubahan, tidak ada cara lain selain membangun persekutuan dengan Bapa. Persekutuan di tahta Bapa. Sering kali kita melakukan pelayanan karena disuruh dan ditunjuk tapi sekarang kita harus bisa melihat kebutuhan di dalam rumah. Bagaimana cara melihat kebutuhan di dalam rumah? Kita harus mengalami aktifitas yang lahir karena dorongan Roh Kudus. Bagaimana caranya mengalami dorongan Roh Kudus? Kita harus menjagai persekutuan kita dengan Bapa di Sorga.
Sebagai jemaat, kita harus bersinergi penuh dengan pemimpin. Hand in hand dan berkolaborasi dan bukan berkompetisi. 

Kisah Para Rasul 2:17 “Akan terjadi pada hari-hari terakhir- demikianlah firman Allah- bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.

Tuhan sudah menetapkan aturan rasuli. Setiap kali Tuhan bekerja dan akan bergerak selalu melalui gereja lokal. “Dengar bunyi kegemparan dari kota, asalnya dari bait suci”. Semua harus dimulai dari gereja lokal. Untuk itu, yang pertama kali terjadi adalah Tuhan datang kepada seorang pemimpin, Dia memberikan mimpi, nubuatan, memperlihatkan apa yang akan terjadi di depan, Dia berikan firman. Maka dari itu, pemimpin kita membagikan mengapa gereja kita bernama HOT Church. Apa yang akan Tuhan bangun di gereja kita? Itulah impian-impian Tuhan yang ditaruh kedalam hidup seorang pemimpin, sebagai seorang bapa di dalam rumah. Mungkin apa yang bapa kita terima dari Tuhan tidak ada kaitannya dengan aktifitas gerejani. Misalnya ketika pemimpin kita berdoa dan mendeklarasikan bahwa Indonesia tidak akan lagi menjadi bangsa kuli tapi akan menjadi bangsa yang berwiraswasta, berwirausaha, akan lahir entrepreneur- entrepreneur muda di negeri ini. Semua itu tidak ada kaitannya dengan aspek rohani pada mulanya. Ini bukan kegiatan di dalam gereja. Tapi inilah yang dimaksud dengan agenda kerajaan sorga yang harus diwujudkan supaya pengaruh kebenarannya dapat menembus seluruh komunitas yang ada. 

Tuhan sudah datang kepada pemimpin kita memberikan mimpiNya, memberikan pewahyuanNya, memberikan arahanNya bahwa Bogor akan bangkit sekali lagi dalam ekonomi kreatif dan akan membawa nama harum dalam bidang pertanian. Ini tidak ada hubungannya dengan pelayanan di dalam gereja. Ini adalah agenda kerajaan sorga. 

Saat bapa rohani kita menyampaikan agenda dan mimpinya, Roh Kudus mulai bekerja di dalam hidup kita, membawa impian-impian itu ke dalam diri dan pikiran kita. Sementara kita terus membangun persekutuan dengan Bapa, maka Roh Kudus akan mengubah impian yang didengar itu menjadi sebuah ”visi”. Sekarang visi kita sama dengan visi pemimpin atau bapa rohani kita. Visi adalah vision = penglihatan. Apa yang pemimpin kita lihat sudah bisa kita lihat. Roh Kudus akan menjelaskan peranan apa yang harus kita lakukan sebagai jemaat. Ingat, Roh Kudus akan bekerja dalam hidup kita untuk berbicara, mengarahkan apa peranan kita sebagai  jemaat. Apa yang harus dilakukan sebagai seorang jemaat untuk dapat mewujudkan impian dan visi tersebut bersama-sama. Disinilah jemaat rasuli dapat berperan didalam pelayanan. 

Kita harus menyadari bahwa Tuhan ingin membawa kita untuk melihat apa yang dibutuhkan oleh rumah Tuhan. Baik hidup kita, telenta kita, bakat kita dan kemampuan kita. Pemimpin kita bersyukur karena semua kita boleh terlibat dalam pelayanan yang ada. Misalnya sekarang kita punya sekolah yang tidak hanya dimiliki oleh satu orang. Karena bukan masalah itu sekolah siapa? Karena jika sekolah itu hanya dimiliki oleh satu orang tanpa backup dari gereja lokal, maka pengaruhnya keci . Tapi kalau gereja lokal yang back up, artinya otoritasnya adalah otoritas kerajaan. Perubahannya akan berbeda, terobosannya akan berbeda dan berkatnya harus berbeda, anak yang dihasilkan juga harus berbeda. Kenapa ada dunia pertanian? Karena kita tidak mau itu menjadi projek satu orang. Itu adalah projek rumah rohani. Kenapa? Karena saat kita keluar, otoritasnya adalah otoritas tubuh. Pemimpin ingin agar kita tidak bergerak secara individual dan jangan berpikir bahwa pamimpin/bapa rohani kita ingin mengelola semuanya secara pribadi. Pemimpin hanya ingin memastikan kita melebur dan tidak memiliki agenda pribadi lagi. Mungkin awalnya Tuhan berbicara kepada kita, tetapi sekarang kita ingin bergerak sebagai satu tubuh. Untuk itu tidak boleh ada kesusahan  ditanggung sendiri. Kita semua harus berkontribusi. Hal yang sama kita lakukan ke dunia pertanian, di dunia bisnis dan di dunia kesehatan. Deklarasikan ini “Roh Kudus, akan terus berbicara kepada saya, membuka mata saya dan menjelaskan apa peranan saya, apa yang bisa saya lakukan sebagai jemaat, sebagai anak rohani untuk ikut serta mewujudkan impian yang diterima oleh seorang pemimpin atau seorang bapa.  

Sebelum ikut berpartisipasi, ada prosedur kerja yang harus kita lalui. Dengan memahami prosedur kerja ini, maka jemaat dan pemimpin akan mudah memunculkan potensi kita yang terbaik.
Prosedur dalam menerima tugas rasuli:
Kita harus bersedia dipimpin, dibentuk oleh seorang pemimpin atau seorang rasul. Karena tugas rasuli hanya dilimpahkan kepada seseorang yang sudah melewati proses pembentukan yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau seorang rasul. Ini bukan hanya menuntut kesediaan seseorang yang mengerjakan sesuatu tapi menuntut orang tersebut mengerjakan sesuatu dengan motivasi dan sikap hati yang tepat. Lakukan sesuatu yang akurat dengan sikap hati yang akurat. Misalnya memberi minum kapada pemimpin yang sedang berkhotbah bukan supaya kita masuk kamera atau dianggap sebagai anak yang peka, yang tahu kebutuhan pemimpin, tetapi melakukan semuanya itu dengan sikap hati yang akurat, sikap hati yang tulus. Melakukan bukan hanya tindakan yang baik tapi dengan sikap hati yang akurat. Tuhan selalu berurusan dengan sikap hati kita. Ayo benahi sikap hati kita. Apa sikap hati kita kalau kita melakukan sesuatu. Ijinkan pemimpin atau bapa rohani kita membentuk kita. Bapa tidak ingin memanipulasi kita. Bapa ingin membentuk kita. Ijinkan bapa mengoreksi kita. Bukalah hati kita selebar-lebarnya untuk bapa kita. Di dalam hati bapa rohani kita, selalu ada kita, akurat atau tidak, kita selalu ada di hati bapa kita. Pertanyaannya, apakah di hati kita ada tempat yang luas buat pemimpin kita? Kalau hati kita luas, maka pemimpin kita akan masuk sampai ke kedalaman hati kita. Kita harus punya hati yang luas dan hati yang terbuka. Keterbukaan kita akan membawa terobosan. Keterbukaan kita akan membawa apa yang menjadi agenda sorga di bumi ini. Memastikan kualitas hidup kita mengalami perubahan. Ini adalah PR kita yaitu tingkatkan kualitas hidup kita karena kegerakan selalu membutuhkan orang kunci atau man power. Orang kunci harus bisa melakukan apa yang tepat dengan sikap hati yang tepat agar bisa dipercaya dalam sebuah pelayanan.
Pada kenyataannya seorang pemimpin rasuli tidak pernah dipromosikan Tuhan untuk mengikuti suatu kegerakan tanpa terlebih dahulu mengikuti serangkaian proses pembentukan. Pembentukan kita harus berjalan sempurna. Jangan lari dari pembentukan kita. Kalau pemimpin kita mencapai satu titik promosi tertentu dalam kerohaniannya, itu karena pemimpin kita juga di proses dan dibentuk. Hal yang sama juga akan terjadi kepada kita bahwa kita akan dipromosi sesuai dengan bidang dan tanggung jawab kita masing-masing. Bukan mempromosi diri sendiri. Ijinkan Tuhan membentuk hidup kita, memproses hati dan hidup kita sehingga dalam satu titik kita dapat mengalami promosi datang dalam hidup kita. 

Gereja apostolik profetik atau pelayanan rasuli seperti sebuah perusahaan keluarga dimana Kristuslah pemiliki saham terbesarnya. Pemilik saham segala sesuatunya. Dialah owner diatas segala owner. Kitalah pelaksananya. Pemimpin atau bapa rohani kita ditunjuk sebagai CEO atau direkturnya tapi tidak punya hak untuk menutup dan membuka apapun juga tanpa ijin dari “Si pemegang saham”. Kita sebagai jemaat dan anak dalam rumah yang membantu bapa kita melaksanakan tugas dan pelayanan rasuli. Tapi untuk melayani bersama-sama, dibutuhkan DNA yang sama. DNA kita harus sama dengan bapa rohani kita. Makanya kita harus dibentuk dan diproses. Tidak ada cara lain kecuali kita dibentuk. Tidak ada short cut. Kita harus belajar mendengar arahan seorang pemimpin, mengarahkan telinga kita kepada apa yang bapa katakan. Pembentukan ini penting. Jangan sampai ketika kita sudah semakin dekat dengan bapa rohani kita atau pemimpin kita, kita memiliki sikap hati yang familiar dan menganggapnya sebagai “anak tukang kayu”, karena itu adalah alasan Yesus ditolak. Ijinkan kita membuang familiarity spirit dan memastikan hati kita lembut. Sama halnya dengan bapa rohani kita. Beliau juga  membangun hubungan dengan bapa rohaninya. Bukan hanya terhubung dengan pesannya tetapi juga dengan pribadinya. Memberi diri dikoreksi dan tidak menjadi munafik. Jadilah diri kita sendiri apa adanya. Kalau kita terus pakai topeng, maka kita akan susah untuk diproses. Semua tampak oke dan baik. Miliki hati yang lembut, hati yang mau berubah karena ini yang menjadi modal dasarnya. Terima input apostolik ini, bangun “perusahaan” apostolik ini yang modelnya perusahaan keluarga. Tidak ada lagi yang bersifat pribadi tetapi menjadi milik keluarga. Kalau dalam keluarga, ketika ada anggota keluarga kita berhasil, maka kita akan mengajak anggota keluarga kita yang lain untuk bisa menikmati hal yang sama. Arahan, teguran, disiplin,  nasehat dan pesan yang disampaikan oleh pemimpin atau bapa rohani kita yang akan membentuk kita kalau kita taat. Miliki sikap hati yang lembut dan mau diajar karena itu adalah modal dasar kita.

Membangun manusia roh menjadi salah satu kultur dan nature kita. Memiliki kehidupan doa yang menggoncangkan sorga karena kita dikenal di ruang takhta. Bapa membutuhkan kita untuk mengerjakan tugas rasuli. Tapi kita harus memiliki kerohanian yang sama dengan bapa kita. Harus one spirit, one destiny, one agenda. Untuk tugas rasuli ini bisa tercapai, membutuhkan bapa dan anak yang berkolaborasi dengan cara memiliki DNA yang sama. Bagaimana memiliki DNA yang sama? Kalau anak-anak di dalam rumah mau dibentuk ulang, mau diproses, mau didisiplin, mau diarahkan sehingga tidak ada lagi yang bersifat pribadi. Bagaiaman cara mengalami? Masuklah ke ruang takhta. Saat kita masuk ke ruang takhta, Roh Kudus akan menuntun kita kepada the appointed place. Di appointed place, kita akan rela menyerahkan apa saja yang kita miliki supaya kerajaan Allah termanifestasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar