Ps.
Victor Lie sebagai gembala HOT Church mengawali ibadah kali ini dengan mengajak
seluruh jemaat untuk terus memiliki modal dasar yaitu hati yang haus dan lapar
dan hati yang mencintai Tuhan. Hal itu tidak akan bisa diambil dan dicuri dari
kita karena itu sudah menjadi satu dengan diri kita bahkan di level manapun
kita dibawa Tuhan, hati yang lapar dan haus akan Tuhanlah yang harus terus kita
pertahankan dan kita tumbuhkan. Kalau ada banyak hal di dunia ini yang menarik
hati kita dan menyisihkan rasa lapar dan haus akan Tuhan, ini waktunya kita mengambil
waktu puasa sepanjang yang kita bisa karena ada banyak orang yang meninggalkan
Tuhan bukan karena awalnya tidak mencintai Tuhan tapi karena kehilangan rasa
haus dan rasa lapar. Selanjutnya Ps. Victor mengingatkan untuk setiap jemaat
menyingkirkan familiarity spirit dan
roh kesombongan. Karena familiarity spirit
berasal dari roh kesombongan dan itu dapat membunuh rasa lapar dan haus akan
Tuhan di dalam diri kita.
Kali
ini Ps. Victor sendiri yang membawa jemaat dalam penyembahan dan di
tengah-tengah penyembahan yang ada intensitas penyembahan terasa begitu kuat
menguasai seluruh ruang ibadah, Ps. Victor tiba-tiba mengajak jemaat untuk
melalukan tindakan iman untuk menghirup udara di dalam hadiratNya,
mengimajinasikan bahwa udara yang dihirup adalah udara yang tidak biasa,
kemudian terus dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “ this is the air I breath” tapi kali ini Ps. Victor menekankan
kepada semua jemaat untuk tidak asal bernyanyi, bernyanyi bukan untuk
menghabiskan lirik lagu yang ada tetapi bernyanyi dengan satu kesadaran penuh
bahwa kita membutuhkan hadiratNya lebih dari pada oksigen, karena oksigen yang
kita hirup sekarang bukanlah O2 tapi the
presence of the Lord dan hendaklah hadirat Tuhan itu tertanam kuat di dalam
diri setiap jemaat bahwa yang dibutuhkan bukanlah oksigen tapi hadirat Tuhan. Realita
hadirat Tuhan dan cengkraman hadiratNya begitu terasa di penyembahan kali ini.
Ada satu kesadaran yang timbul dalam hati setiap jemaat bahwa yang mereka
butuhkan sebenarnya bukanlah uang, bukanlah kesenangan dunia bukan juga oksigen
yang dihirup sehari-hari tetapi lebih dari pada itu realita hadiratNya. Setelah
penyembahan berakhir barulah Ps. Rana Wijaya mengambil bagian untuk memimpin
khotbah kali ini.
“Extravagant” adalah kata pembuka dari firman
Tuhan yang dibawakan oleh Ps. Rana kali ini, pemimpin di HOT Church yang juga
saudara rohani dari Ps. Victor dan rekan pelayanan dalam membangun jemaat HOT
Church. Penyembahan tidak memiliki arti kecuali bejana yang membawa keharuman
di dalam hidup kita itu benar-benar diremukkan. Insan ini harus remuk supaya
keharuman dari pada hal-hal rohani bisa tercium. Ps. Rana menjelasakan bahwa
dalam kegerakan ini Tuhan membangun dua dimensi yang keduanya saling berkaitan
kuat yaitu Roh dan Firman. Kita bernafas di dalam hadirat Tuhan dan kita ter-capture disana, ketika kita terus
membangun di dalam roh setiap hari maka ditangkap oleh realita hadiratNya
adalah bagian yang sudah pasti akan kita alami bersamaNya. Ketika kita mengerti
hal ini, maka kita akan tetap hidup sekalipun disekeliling kita mengalami
kematian. Ketika realita hadirat Tuhan meng-captured
kita, kita tidak lagi bergantung kepada oksigen tetapi ada sesuatu yang membuat
kita tetap hidup dan itulah realita hadiratNya.
Ketika kita sungguh-sungguh
kepada Tuhan, ada banyak orang yang mulai mempertanyakan masihkah 20 tahun ke
depan kita tetap bersungguh-sungguh? Bagaimana kita bisa mengalami realita
hadiratNya, Bapa pun menginginkan ada banyak orang diluar sana yang berada
dalam kematian bisa dibawah keluar dan masuk melalui keberadaan kita ke dalam
kemuliaan yang sorga telah sediakan. Kita bersyukur karena kita memiliki
bapa-bapa rohani yang menjelaskan tentang dimensi sorga kepada kita yang belum
pernah pergi ke sana. Tapi apakah kita juga memiliki kemampuan yang sama
menjelaskan apa yang kita alami dengan Tuhan? di tempat yang bernama
“kekekalan”, di tempat yang bernama “hadirat Tuhan”, di tempat yang bernama
“kekudusan”.
Ps
Rana menegaskan kita tidak bisa menghakimi orang-orang yang hidup dengan
dimensi dunia karena mereka tidak pernah melihat kekudusan sehingga sulit bagi
mereka berjalan dalam kekudusan karena mereka tidak pernah masuk dalam dimensi
kekekalan, tetapi apa yang kita alami di dalam dimensi kekekalan dapat kita
jelaskan kepada mereka.
Lebih
lanjut Ps. Rana membagikan apa yang beliau yakini tentang kambing domba kedar,
bangsa yang besar ini akan datang ke rumah Tuhan. ini adalah hal yang begitu
mudah kalau Tuhan dapat menemukan rumahNya dan dapat membangun rumahNya di
negeri ini, dan di kota ini. Ps. Rana pun mendorong jemaat untuk membangun
manusia roh mereka, masuk ke dalam dimensi kekekalan dan alami dimensi yang
bekerja disana sehingga kita selalu memiliki pesan bagi kehidupan bahkan bagi
mereka yang terus dikuasai oleh sistem dunia.
Ps.
Rana memberikan penjelasan secara jelas tentang stature kita yang tidak
ditentukan oleh apa yang kita pakai. Contohnya sekalipun emas ditaruh di dalam
karung akan tetap bernilai emas tetapi kalau jerami sekalipun dimasukkan ke
dalam mobil mewah tetap saja itu adalah jerami. Kalau hidup kita adalah “emas”
orang akan tetap mendengarkan apa yang kita hidupi. Itulah sebabnya bukan
berarti kita yang mungkin baru bisa memiliki motor hidupnya dibawah dari pada
orang yang naik mobil mewah karena pengaruh kita di tengah-tengah manusia tidak
ditentukan dengan apa yang kita pakai. Satu kepercayaan kita adalah bahwa
gereja ini (HOT Church) akan punya kemampuan untuk membawa kota ini (Bogor) kepada
Tuhan.
Akan
banyak orang yang akan datang kepada kita tapi itu bergantung bagaimana hidup
kita dibangun hari-hari karena hal tersebut akan menentukan mereka akan seperti
siapa dan ketika mereka datang dan melihat hidup kita, mereka akan hidup sama
seperti kita hidup benar. Siapkan diri kita…!!! ketika kita terus membangun di
dalam roh, itu bertujuan untuk membuat kita lebih “sakti”. Ketika kita masuk ke
dalam dimensi kekekalan dan ketika kita dikenal di tempat maha kudus, lihat apa
yang akan Tuhan lakukan, Dia akan memanggil kita, Dia akan memakai kita dan
mempertemukan kita dengan orang-orang strategis.
Ps.
Rana Wijaya menceritakan bagaimana beliau berasal dari keluarga yang tidak
mengasihi Tuhan dan jauh dari Tuhan, tapi dalam kedaulatanNya Ps Rana dipilih
sehingga dia mampu berbicara hari ini bahwa apa yang dialaminya bukanlah hasil usahanya tetapi bukti dari
kedaulatanNya. Maukah kita keluar dari masa lalu kita? lupakan “Ur-kasdim”, Kita
ada di rumah rohani ini, kita punya rumah rohani yang baru, kita punya takdir
yang baru, kita punya alamat yang baru untuk itu jangan bawa kultur kita dari
luar sana, jangan bawa kultur dan keluarga dan suku kita karena itu akan
menghambat kita, karena orang kerajaan memiliki rasa hormat, mereka tahu
memperlakukan orang tua, bagaimana memperlakukan saudara laki-laki dan
saudaranya perempuan, bagaimana memperlakukan saudara yang lebih tua atau lebih
muda.
Jangan
kita bayangkan bahwa ketika pemimpin kita melatih kita untuk membangun
kehidupan di dalam roh hanya untuk memimpin pujian di depan atau hanya untuk bermain
musik pada hari minggu, tapi kita dilatih untuk menduduki kota-kota musuh. Banyak
orang yang akan mengikuti kita dan akan jadi pemimpin bukan hanya di gereja
tapi takdir kita memimpin bangsa-bangsa kepada ketaatan. Siapkan diri kita..!!!
ketika kita membangun di dalam roh, maka Tuhan akan membuka banyak akses di
dalam hidup kita.
Kisah
extravagance yang dilakukan oleh seorang perempuan berdosa yang memiliki buli dan
dibawanya untuk membasuh kaki Tuhan menunjukan arti sebuah penyembahan yang
sejati karena sebenarnya murid-murid masih belum bisa membedakan apa itu
pelayanan dan penyembahan karena
keduanya adalah hal yang berbeda, kita dapat melayani tapi belum tentu sedang
menyembah Tuhan diwaktu yang sama. Tapi perempuan ini tahu bagaimana menyembah
itu, apa yang dia lakukannya menjadi sangat ekstrim bukan hanya untuk
orang-orang farisi tapi juga untuk para murid-murid yang sudah sekian lama mengikut
Yesus, para murid dalam pandangannya
menilai apa yang dilakukan si wanita tersebut adalah sebuah “pemborosan”. Ps Rana menegaskan Worship must extravagance, Penyembahan haruslah “membawa kita untuk
memboroskan hidup kita bagi Tuhan”. Kalau kita mau memastikan hidup kita menjadi
penyembah yang benar berikanlah yang terbaik.