Hidup kita dibangun agar Tuhan datang dalam hidup kita. Dia membangun
kita menjadi rumahNya agar Dia menemukan kita sebagai tanda dan alamat. Apabila
Tuhan mudah membentuk dan mengubah hidup kita maka apa yang ada di luar, akan
mudah datang kepada kita. Kalau kita punya hati yang lembut dan meresponi
pembentukan Tuhan, saat firman datang dan kita biarkan bertumbuh, maka segala
sesuatu akan lebih mudah datang atas hidup kita. Pastikan Tuhan mudah membentuk
hidup kita, Tuhan mudah berbicara kepada kita. Pastikan Tuhan mudah
menyingkirkan segala ketidak-akuratan dalam hidup kita.
Orang sulit berjalan dengan Tuhan karena punya agenda sendiri dan punya
keinginan sendiri, tapi akan tiba saatnya apa yang kita katakan akan didengar
orang-orang karena kita sudah dibentuk oleh Tuhan. Berikan hati kita kepada
Tuhan agar Dia bisa bebas membentuk kita. Tempuhlah jalan yang sama dengan
jalan bapa kita. Abraham dan Ishak berjalan bersama ke gunung Moria, sama
seperti itulah ketika kita ingin mengalami hal yang sama seperti bapa kita,
tidak ada jalan lain kecuali mengikuti jalan yang pernah dialami oleh bapa
kita. Kita tidak bisa memilih jalan yang lain. Ilmu pengetahuan dan
keterampilan bisa dipelajari tapi berjalan bersama dengan bapa, butuh waktu.
Kejadian 1:26; And God said, Let us make
man in our image, after our likeness: and let them have dominion over the fish
of the sea, and over the fowl of the air, and over the cattle, and over all the
earth, and over every creeping thing that creepeth upon the earth. (KJV)
Kej 2:8; And
the LORD God planted a garden eastward in Eden; and there he put the man whom
he had formed. (KJV)
Apa yang terjadi kalau Tuhan berhasil membentuk hidup kita? Dia akan “menempatkan”
kita. Yusuf orang yang terus dibentuk dan setelah itu, Tuhan mendudukkan dia di
‘kursi’. Prioritas Tuhan adalah membentuk hidup kita dan merepresentasikan
Tuhan di bumi ini. Kita bisa menemukan banyak ayat sesuai dengan apa yang kita
butuhkan dan menafsirkannya dengan pikiran kita sendiri, tapi itu bukanlah yang Tuhan mau.
Prioritas Tuhan adalah membentuk kita untuk merepresentasikan Dia. Dia akan
melepaskan firmanNya dan kita harus menerimannya sebagai jalan untuk membentuk
kita. Ada firman yang membentuk kita. Bangsa-bangsa membutuhkan firman yang
sudah terbentuk di dalam diri umatNya. Segala prinsip firman harus dihidupi dan
dialami lebih dahulu oleh gereja, barulah kemudian orang-orang di luar.
Apa prioritas hidup kita? Agar jadi seperti yang Tuhan katakan. Kalau prioritas
kita sama, maka akan terjadi sesuatu. Akan terjadi sesuatu jika ada dua orang
yang berjalan bersama dan sepakat. Agenda Tuhan adalah membentuk hidup kita.
Ketika pikiran kita tertuju pada kehendak Tuhan, maka kita akan diberi
kesempatan-kesempatan. Mari kita memastikan apa yang menjadi agenda Tuhan dan
meleburlah didalamnya. Berhentilah dari agenda kita sendiri dan pastikan Tuhan
mudah membentuk kita.
Pembentukan Tuhan harus bisa
membuat kita:
1.
Mampu masuk dalam dimensi
firman: pembalasan adalah haknya Tuhan
Rom 12:19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan,
tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah
hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
2.
Daging kita
tidak lagi merasa sakit karena daging kita sudah mati. Saat kita mengingat
sesuatu yang menyakitkan dalam hidup kita dan kita masih merasa sakit, artinya
masih ada daging. Yusuf adalah orang yang spiritual yang mengingat apa yang
menyakitkan dalam hidupnya tapi tidak merasa sakit lagi.
3.
Cara berpikir
Yesus sama seperti Tuhan
Jalan yang ditempuh bapa kita harus sama dengan jalan
kita. Ishak berjalan dengan bapanya dan masuk di dalam satu dimensi dengan
bapanya sendiri. Dalam pembentukan bukan soal waktu tapi yang penting adalah
hasilnya. Apakah kita bisa berdiri di dalam satu dimensi yang sama dengan bapa
kita? Hanya ‘anak’ yang dapat pergi bersama-sama menyembah dengan bapanya. Kalau
kita bisa menyembah bersama-sama sebagai bapa dan anak, kita akan melihat
raja-raja mendengarkan kita.
Apa yang kita terima dari bapa harus kita transfer ke
generasi berikutnya dan Tuhan berbicara lewat bapa kita. Bapa kitalah yang
membantu kita masuk dalam agenda Tuhan. Jangan abaikan arahan Tuhan lewat bapa
kita. Terkadang suara Tuhan yang datang begitu lembut karena suaraNya tidak
memaksa. Dia hanya ingin kita membuat keputusan, apakah kita mau taat atau
tidak.
Apa Aset Tuhan Di Bumi Ini?
Apakah emas, perak, kekayaan di dunia ini?
Ayub 1:8. Lalu
bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku
Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan
jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Siapakah yang diperhatikan oleh Tuhan di bumi ini? Orang-orang
yang bersungguh hati. Ayub adalah asetnya Tuhan. Daud juga (Aku telah menemukan
Daud hambaKu). Lampu sorot surga tertuju pada aktor yang lagi bermain. Asset Tuhan
di bumi adalah orangNya. Kalau Tuhan bisa membentuk hidup kita dan berkata no longer I but Christ, bukan lagi aku
yang hidup tapi Tuhan yang hidup di dalam aku, maka kita akan menjadi asetnya
Tuhan. Kita akan jadi asetNya kalau kita melakukan kehendakNya.
Tujuan hidup kita adalah menjadi apa yang Tuhan mau. Kalau
kita tetap berada dalam kehendak Tuhan, maka nama kita akan tercatat di surga. Hiduplah
dalam dimensi “bukan lagi kita yang hidup, tapi Tuhan yang hidup”. Pastikan kita
menjadi manusia seperti Daud yang melakukan apapun yang Tuhan katakan, menjadi
sepeti Yusuf yang berkata “bukan aku yang hidup”, bisakah kita menjadi seperti
Paulus, Daniel, Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Bisakah kita menjadi manusia yang
diperlukan Tuhan di bumi ini?
Tuhan tidak akan melakukan sesuatu tanpa
memberitahukannya terlebih dahulu kepada kita. Lupakan agenda kita, lupakan
diri kita, lupakan ‘aku-mu’, dan biarlah kita bisa berkata bukan lagi aku yang
hidup, tapi Tuhan. Bukan lagi aku tapi apa yang dikatakan oleh bapa akan aku
lakukan. Biarlah kita jadi asetnya Tuhan di bumi ini.
TUHAN BERSAMA KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar