http://goo.gl/qqQ6r3


WELCOME TO HOT CHURCH-GEREJA RUMAH KEBENARAN-BOGOR

SEMINAR PERTUMBUHAN GEREJA, SURABAYA, 15 MEI 2014

Prolog  
Kejadian 1:22, 28.

Tuhan memberkati dan memberi destiny atau takdir untuk manusia bertambah banyak, penuhi bumi dan taklukan serta berkuasa (memerintah).

Kejadian 47:37-44

Seorang Yusuf mampu menaklukkan mesir, kerajaan adidaya pada waktu itu. Hanya seorang yusuf.

Keluaran 1:5-13

Israel betambah banyak, bermultipkikasi namun tertindas. Mereka memenuhi destiny seperti binatang, hanya berkembang biak, bertambah banyak namun tidak berkuasa atau memerintah.

Kisah 19:1-10

Paulus bersama 12 orang mampu membawa perubahan hanya dalam waktu 2 tahun hingga penduduk Asia mendengar firman Tuhan.

Bagaimana dengan gereja kita? Sudah berapa lama? Sudah berapa tahun sejak perintisan?

Apakah hanya bertamba banyak (memenuhi destiny binatang) atau berkuasa memerintah (memenuhi takdir Tuhan) ?

GEREJA YANG MEMERINTAH

Gereja yang memerintah adalah sebuah gereja lokal yang-karena dibangun sesuai dengan pola Sorga yang akhirnya dapat berfungsi sebagai pusat kegerakan dan aktifitas Ilahi; memiliki posisi rohani yang selalu berkemenangan untuk memperluas pengaruh Kerajaan Sorga dengan cara menguasai atmosfer rohani, membuat Sorga tetap terbuka untuk Roh Kudus memiliki keleluasaan dalam bergerak di komunitas atau lingkungan gereja yang bersangkutan.

Meski ada banyak pemimpin yang menjadikan gereja hanya sebagai tempat aktifitas keagamaan, tapi visi Tuhan yang sesungguhnya tentang gereja adalah menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Sorga di bumi ini.

Mat 16:18  Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Mat 16:19  "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

Kata jemaatKu dalam bahasa Yunani ditulis dengan EKKLESIA – yang memiliki pengertian sebagai suatu kumpulan orang yang diberi otoritas langsung dari pemerintah pusat untuk menentukan masa depan daerah mereka (VINE’S Expository Dictionary).

Saat Yesus memakai istilah EKKLESIA untuk menyebut gereja yang Ia lahirkan, konotasi yang ada dalam pikiran Tuhan adalah suatu lembaga pemerintahan (suatu lembaga legislative seperti DPR/DPRD) dan bukan LEMBAGA KEAGAMAAN.

Itu sebabnya saat Yesus melayani sebagai manusia di bumi ini, pesan yang Ia bawa adalah : “Waktunya sudah genap, Kerajaan Allah sudah dekat…” (Markus 1:15). Sebelum kenaikanNya ke Sorga, Ia juga mengajarkan tentang Kerajaan Allah kepada para rasulNya (Kis 1:3). Para Rasul sendiri terus merintis gereja sebagai pusat pemerintahan Tuhan di bumi ini, bukan sebagai suatu lembaga keagamaan! (Kis 19:1-40).

Perhatikan nubuatan tentang Gereja Tuhan berikut ini :

1.    Yesaya 2:1-3 
2.    Yesaya 4:2-6 
3.    Yesaya 25:6-8 
4.    Yesaya 49:8-13 
5.    Yesaya 66:6-8
Untuk membangun gereja yang memerintah, kita membutuhkan pola kepemimpinan yang berbeda. Itulah sebabnya, sebagai pemimpin kita berkewajiban untuk :

1.    Mengajar jemaat untuk memahami bahwa keberadaan mereka dalam suatu gereja lokal adalah untuk menyelesaikan kehendak Tuhan. 
2.    Memastikan seluruh jemaat hidup dalam standar Ilahi yang sama seperti yang juga ia hidupi, sehingga kekuatan seluruh tubuh menjadi rata.
3.    Mulai mengkondisikan agar terjadi suatu sinergi Ilahi di tengah jemaat.

4.    Mulai memposisikan jemaat (gereja) untuk melangkah memberkati dan mengubahkan kota atau komunitasnya.

Itulah sebabnya dalam gereja yang memerintah kita harus menanggalkan dan membuang serta memerangi roh agamawi yang seringkali membunuh sebuah kegerakan. Yang pada akhirnya jemaat tidak bisa hidup dalam penggenapan tujuan Tuhan dan dalam dimensi kerajaan Allah.


Perbedaan gereja agamawi dan gereja yang berotoritas Kerajaan :

AGAMAWI
KERAJAAN
Pesannya adalah pemenuhan kebutuhan sehari-hari jemaat
Pesannya adalah hidup bagi sang Raja, semua milik sang Raja
Membuat jemaat sadar akan dosa, kelemahan dan kekurangan
Roh bekerja dalam hidup kita dan memberi kesaksian bahwa kita anakNya
Berusahan untuk membawa umat masuk Sorga
Membuat kita untuk mengalami pekerjaan Roh dan menikmati Sorga sejak di bumi ini
Membawa umat terus merujuk kepada masa lalu
Jemaat dibawa Roh kepada progresifitas mengalami keilahianNya
Sibuk dengan hal yang sifatnya external mulai dari tindakan sampai penampilan.
Membuat/mengkondisikan jemaat memiliki pola pikir Kristus dan kehidupan yang seimbang dalam segala hal



Roh agamawi adalah manifestasi dari roh jahat yang bertujuan mengelabui orang-orang percaya dan membuat mereka merasa semua yang mereka lakukan telah menjadi sebuah dedikasi di hadapan Tuhan, menyukakan hatiNya dan akan membuat mereka lebih diberkati walaupun pada kenyataannya mereka justeru sedang melukai hatinya.


Bagaimana roh agamawi bisa menyelinap dalam hati kita ? 
1.    Karena pengenalan akan Tuhan yang tidak seimbang/tidak akurat. (Ibrani 1:1). 
2.    Orang yang bersangkutan terpatok pada cara-cara rutinitas/kegiatan rohani masa lalu. 
3.    Terputusnya persekutuan yang hidup dengan Tuhan (Kej 28:10-17).

Bagaimana sebetulnya suatu Kegerakan Rohani dimulai…………?

1.Kegerakan akan terjadi pada saat ada penyingkapan firman yang Roh Kudus kerjakan dalam kehidupan kita.
 
Meski kita sudah sering menerima penyingkapan firman, tapi jika kita hanya membuatnya menjadi suatu ‘makanan rohani’ belaka maka tidak banyak dampak yang akan kita nikmati.
Setiap penyingkapan firman harus kita jadikan sebagai ‘kekuatan rohani’ – aspek Ilahi yang membuat kita berubah menjadi ‘manusia yang lain’.
“Jangan menerima FirmanKu hanya sebagai suatu janji/ ‘future events’; Terimalah FirmanKu sebagai jati dirimu yang baru di dalam Aku…”

a.    Mulai imajinasikan penyingkapan firman yang kita terima sampai mempengaruhi seluruh keberadaan hidup kita (termasuk mempengaruhi emosi kita)

b.    Secara konsisten, terus jadikan penyingkapan firman yang kita terima sebagai esensi deklarasi/ nubuatan yang kita lepaskan atas diri kita sendiri

c.    Terus selaraskan setiap aspek hidup kita dengan firman yang tersingkap itu: 
*) Ubah prioritas dan focus hidup kita

*) Bangun suatu kebiasaan/ aktifitas sehari-hari yang baru

*) Mulai nikmati/ biasakan diri kita dengan ‘hal-hal baru’ yang sedang datang

*) Jika memang semakin dibutuhkan, ambillah langkah iman yang selaras dengan firmanNya: pindah lokasi tempat tinggal, ganti profesi/ pekerjaan

# Hiduplah berdasarkan apa yang kita yakini; dengan kita mengambil keputusan apapun berdasarkan apa yang kita yakini, kita akan menaklukkan dunia ini dengan kuasa Iman!                     (1 Yoh 5:4-5)


2.Kegerakan akan terjadi pada saat hati kita yang suam/dingin dijamah dan diubahkan oleh Roh Kudus menjadi penuh keantusiasan dan passion Ilahi. 
a.    Jemaat jadi lebih mudah percaya pada firman daripada analisa dan pendapat manusia 
b.    Jemaat memiliki level pengharapan Iman yang diatas rata-rata 
c.    Jemaat jadi memiliki keberanian dan keyakinan dalam doa-doanya – Doa jemaat jadi penuh kuasa;  mereka yakin bahwa Allah selalu menjawab doa! (1 Raj 18; 1 Yoh 3:22)

# Waspadai bekerjanya ‘roh familiarity’ – Pastikan seluruh jemaat selalu hidup dalam roh yang lapar dan haus akan realita Tuhan.

3.Kegerakan akan terjadi pada saat ada orang-orang yang mencari Tuhan dengan tekad dan tingkat kehausan yang hanya dapat dipuaskan oleh Tuhan sendiri. 
a.  Doa dan puasa dapat melatih kita untuk memiliki tekad baja – sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh para Revivalist dan Reformer karena apapun yang mereka kerjakan adalah ‘menantang arus’ b.  Bangun dan miliki tekad: “Aku tidak akan pernah berhenti berdoa/ menyembah SAMPAI sesuatu terjadi di dalamku…!


4.Kegerakan akan terjadi pada saat mulai muncul orang orang yang memiliki Roh Pengorbanan, dimana tidak lagi mementingkan diri mereka sendiri namun berani membayar harga tertinggi demi terwujudnya rencana Bapa atas gerejaNya. (Kis 2:41-47; 4:32-37) 
 
“Jika Tuhan membutuhkan ‘orang’ untuk Dia memanifestasikan DiriNya, pastikan – kitalah ‘orang itu’…”

Pola Ilahi dalam men-transformasi suatu bangsa
Ada banyak usaha yang sudah dilakukan oleh gereja Tuhan untuk membawa perubahan di masyarakat; tapi tanpa mereka mengikuti pola yang Tuhan berikan, semua usaha mereka akan jadi sia-sia…..

 Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin bangsa-bangsa lain kepada ketaatan, oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh kuasa Roh. (Rom 15:18-19)

Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah. (Mal 4:5-6)

Pola yang Tuhan berikan untuk men-transformasi suatu kota/bangsa adalah dengan menganut pola pem-Bapa-an! Mengapa secara spesifik Tuhan menetapkan pola ini untuk mengubahkan suatu bangsa?
1.    Tuhan ingin melahirkan suatu generasi yang berbeda (Yesaya 8:11-18)
 
*) Kita hidup pada suatu jaman dimana semua kegiatan/ kehidupan kita betul-betul dipengaruhi dan digerakkan oleh ‘suatu roh’: roh ambisi dan keserakahan, roh ketakutan dan kekuatiran, roh dusta dan manipulasi serta roh hedonisme
*) Tanpa kita memiliki nature yang berbeda, kitapun pasti akan terpengaruh dan terjebak dalam system dunia jahat yang sudah ada
*) Generasi baru ini hanya akan dapat ‘dilahirkan’ oleh gereja Tuhan jika para pemimpin mengambil fungsi sebagai ‘seorang bapa’ dan jemaat memposisikan diri untuk menjadi seorang ‘anak’

2.    Tuhan ingin membawa orang-orang benar untuk hidup di dalam system Kerajaan

Sistem adalah: Sesuatu yang dirancang untuk menggerakkan dan mengintegrasikan berbagai fungsi, aturan, orang-orang atau apapun yang ada dibawah kendali system yang bersangkutan dengan tujuan selalu dapat memunculkan hasil/ akibat seperti yang sudah ditetapkan atau diharapkan oleh sang pembuat system.

*) Selama ini tanpa sadar, orang-orang percaya terus hidup dalam kungkungan system dunia yang jahat, yang di desain oleh iblis sendiri dengan tujuan agar orang percaya tidak bisa bangkit sebagai orang benar untuk menjadi representasi Tuhan di bumi ini (1 Yoh 5:19)
*) Tuhan membangun system Kerajaan dalam kehidupan seorang Bapa rohani untuk kemudian dimultiplikasikan dalam kehidupan anak-anak rohaninya melalui hubungan yang terbangun; sehingga bersama-sama mereka akan dapat menaklukkan system dunia yang ada (1 Yoh 5:4)

3.    Seorang Bapa secara natural memiliki kemampuan untuk dapat memiliki keturunan yang ‘sama dengan dirinya’
 
*) Alasan Tuhan menceritakan rencanaNya menuju ke Sodom kepada Abraham adalah karena Ia mengenal siapa Abraham (Kej 18:19)
*) Kerinduan hati Tuhan adalah memunculkan orang-orang benar untuk Ia tempatkan di berbagai posisi strategis guna menggantikan orang-orang fasik!
*) Saat orang-orang benar terus terhubung dengan seorang Bapa rohani, mereka jadi dapat terus diarahkan, dikuatkan dan diayomi untuk mencapai garis akhir dalam mengerjakan kehendak Tuhan (Est 4:13-14)
# Mordekhai menolak sujud di hadapan Haman karena ia meyakini nubuatan Samuel (1 Sam 15:1-3; 7-9; Est 3:1) Kualitas hidup yang Mordekhai miliki juga tertanam dalam hidup Ester (Est 4:15-16)
*) Satu orang benar yang berfungsi secara akurat – hidup memanifestasikan kebenaran tanpa kenal menyerah – akan menghasilkan dampak yang sangat kuat atas suatu kota/ bangsa (Dan ps. 3 & 6)
*) Tanpa Paulus, Timotius hanyalah seorang anak muda yang cinta Tuhan; tapi dengan hadirnya Paulus sebagai seorang Bapa rohani, Timotius bangkit menjadi seorang rasul muda yang memiliki kualitas hidup Ilahi (1 Tim 4:12; 2 Tim 3:1-11).

Apa kualitas hidup yang harus di-impartasi-kan oleh seorang Bapa kepada anak-anak rohaninya?
1.    Dasar keyakinan yang ia miliki (2 Tim 3:10-“…ajaranku…”)
*) Alasan seorang Bapa mengkondisikan (sering dibaca: memaksa) anak-anak rohaninya untuk mengadopsi apa yang selama ini ia sudah yakini adalah agar mereka bisa menjadi sama kuat, mengalami berbagai terobosan dan mampu hidup dalam ketergantungan penuh terhadap Tuhan – sama seperti dirinya…
*) Alasan seorang Bapa menghendaki anak-anak rohaninya ‘menanamkan di dalam hati’  hanya apa yang ia ajarkan, adalah karena selama ini sudah terlanjur ada banyak pengajaran yang tidak akurat dan belum ‘terbukti buahnya’ yang beredar dan terus ‘diterima’ di Tubuh Kristus
*) Apapun yang kita yakini, itulah yang akan terus kita alami/ terima sebagai kenyataan…

2.    Pola hidup Ilahi yang sudah terbangun dalam dirinya (“…cara hidupku…”) 
*) Setiap kebenaran seharusnya dibangun dalam kehidupan kita sebagai suatu model.  Pemimpin yang sudah membangun hidupnya menjadi suatu model, pasti akan mengalirkan anugerah (1 Kor 4:15-17)
*) Ada banyak masalah dalam kehidupan jemaat yang sebetulnya bersumber pada pola kehidupan sehari-hari mereka. Dengan jemaat meneladani pola hidup Bapa rohani mereka, secara otomatis terobosan dan perbaikan hidup akan mulai mereka nikmati
*) Jemaat hanya membutuhkan kesadaran bahwa pola hidup mereka selama ini tidak akurat dan karenanya harus diubah serta keterbukaan dan tekad untuk mengadopsi pola hidup pemimpin
*) Tidak ada ‘pola kehidupan rohani vs pola hidup sekuler’ yang ada hanyalah ‘pola hidup ilahi vs pola hidup manusiawi/duniawi’
*) Yang menarik turun perkenanan Tuhan atas kita adalah ‘apa yang sudah kita hidupi’ dan bukan hanya ‘apa yang sudah kita ketahui’ dari firmanNya…

3.    Jalan berpikir/ pertimbangan yang ia miliki (“…pendirianku…”)
*) Setiap keputusan yang dibuat pasti memiliki dasar pemikiran/ pertimbangan tertentu yang dijadikan sabagai acuan awal; sekaligus perhitungan proyeksi dari akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan tersebut
*) Terkadang seorang Bapa rohani akan menceritakan alasan-alasannya dalam memutuskan suatu persoalan; ia sedang menuntun anak-anaknya untuk dapat melihat suatu permasalahan dari sudut pandang tertentu – dengan berbagai masukan, prinsip, pertimbangan dan prediksi yang ia miliki
*) Setiap anak rohani wajib mengadopsi kemampuan berpikir dari Bapa rohaninya: melatih diri untuk berpikir berdasarkan Konsep, Prinsip dan Detail
*) Seorang anak rohani yang sudah mengadopsi cara berpikir Bapa-nya, akan lebih mudah untuk berfungsi menjadi representasi Bapa rohaninya (1 Kor 4:16-17)

4.    Tekad/ kegigihan dalam menyelesaikan kehendak Tuhan (“…imanku…”)
*) Setiap kali mengerjakan suatu proyek, pada dasarnya seorang Bapa rohani akan memikul tanggung jawab moral terbesar atas keberhasilan/ kegagalan dari proyek tersebut. Tanpa ada kepastian dari Tuhan, seorang Bapa tidak akan pernah melangkah
*) Konfigurasi rohani (sikap hatinya dalam bersekutu/ mendengar suara Tuhan, kesederhanaan Iman dan keberaniannya untuk melangkah dalam ketaatan serta ketulusan hati dan ketergantungannya terhadap kedaulatan Tuhan) yang sudah terbangun dalam hidup seorang Bapa inilah yang wajib untuk diadopsi oleh setiap anak rohani

5.    Hikmat dan sikap hatinya dalam menanggulangi berbagai persoalan (“…kesabaranku, kasihku dan ketekunanku…)
*) Seorang Bapa rohani akan terus mengasah keobyektifan, kejelian dan keakuratannya dalam menangani berbagai kasus
*) Akan selalu ada kasus/ persoalan yang hanya akan bisa dibereskan jika kita memiliki sikap hati yang benar; sikap hati yang akurat akan menolong kita untuk dapat menemukan pola pendekatan/ penyelesaian masalah yang baru
*) Terkadang kita akan menjumpai adanya masalah yang bisa selesai dengan sendirinya tanpa kita harus ikut campur tangan; tapi selama proses pemberesan sedang berlangsung, kita membutuhkan ketenangan/ keyakinan dalam batin. Seorang Bapa harus memiliki kualitas hati yang membuatnya menjadi tenang walau ada di tengah badai…!
Dengan sudah adanya pola hidup Ilahi di depan mata kita, untuk memiliki pola hidup yang sama tidaklah terlalu sulit. Yang dibutuhkan hanyalah kerendahan hati, keterbukaan dan tekad!

Bagaimana kita bisa mulai membangun hubungan yang akurat dengan seorang Bapa rohani sebagai sumber anugerah dalam hidup kita? 

1.    Pertama-tama, Tuhan akan membuat hati kita terbuka dan menerima bekerjanya kuasa anugerah yang ada dalam diri seorang hamba Tuhan
a.    Kita dapat merasakan adanya ‘perbedaan pelayanan’ yang dibawakan si hamba Tuhan yang bersangkutan jika dibandingkan dengan para pendeta lainnya
b.  Ada satu masa dimana hidup kita betul-betul sangat diberkati dan dipengaruhi oleh anugerah yang dibawa oleh si hamba Tuhan tersebut
c.    Tuhan membuat kita mulai mengingini jenis anugerah yang sama untuk juga dapat bekerja dalam diri kita
d.   Bagaimanapun juga, keakuratan sebuah hubungan adalah merupakan wujud kemurahan Tuhan atas diri kita; karena cukup dengan terhubung secara akurat, kita akan dapat menikmati semua yang sudah dinikmati oleh si hamba Tuhan (Kis 16:14, Rom 9:16)

2.    Tuhan membuat kita tertarik untuk mendalami pesan-pesan firman dan prinsip-prinsip kebenaran yang disampaikan si hamba Tuhan
a.  Mulai ada kehausan untuk ‘mengetahui labih lagi’ tentang hal-hal lain yang pernah disampaikan oleh si hamba Tuhan. Kita mulai ‘memburu’ buku, CD, training/ pelayanan si hamba Tuhan, dll
b.  Dari dalam diri kita sendiri perlu terus ditumbuhkan kedisiplinan untuk ‘meluangkan waktu’ guna mendengar/ membaca kembali apa yang pernah kita terima dari si hambaTuhan – seringkali kesibukan dan aktifitas sehari-hari yang kita miliki adalah merupakan ‘distraction’ yang paling hebat
c.   Walau kita masih menerima/ mencerna semua pesan-pesan dari si hamba Tuhan dengan level pemahaman kita sendiri, tapi kehausan untuk terus mempelajari hal-hal lain yang ‘menarik minat kita’ – yang ia sampaikan, masih terus bergelora dalam batin kita…

3.    Tuhan akan menolong kita untuk dapat memahami pesan-pesan firman yang disampaikan oleh si hamba Tuhan dengan level pemahaman dan paradigma yang sama dengan yang dimiliki oleh si hamba Tuhan itu sendiri
a.  Tuhan membuat bekerjanya roh hikmat dan wahyu dalam diri kita karena Ia melihat kecenderungan hati kita yang terus tertuju pada kebenaran
b.    Secara Ilahi Tuhan akan membuat kita dapat mengadopsi kerangka berpikir, paradigma dan pemahaman yang dimiliki oleh si hamba Tuhan – hal-hal yang melandasi apa yang ia ajarkan/ khotbahkan
c.    Sekarang, jauh lebih mudah bagi kita untuk terus mengadopsi dasar keyakinan, pola hidup dan sikap hati yang dimiliki si hamba Tuhan yang bersangkutan

4.    Tuhan mengkondisikan kita untuk dapat terhubung dengan pribadi si hamba Tuhan
a.    Bagaimanapun, pola yang Tuhan pakai untuk men-transformasi suatu kota/ bangsa adalah dengan melipat gandakan kehidupan, bukan pengurapan!
b.  Tuhan tidak bermaksud membuat seorang Bapa rohani untuk di-kultus-kan; yang Ia lakukan hanyalah membuat kehidupan Ilahi yang sudah terbangun dalam hidup seorang Bapa rohani untuk mulai termultiplikasi dalam kehidupan semua anak rohaninya…
c.  Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi bisa mengakses nature rohani yang ia miliki
d.    Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi memiliki keleluasaan untuk berinteraksi dengan dimensi/ dinamika rohani yang sudah terbangun dalam hidup si hamba Tuhan
e.  Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi terkondisi untuk dapat menerima warisan rohani darinya
f.     Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan menerima mandate yang sama seperti yang sudah ia terima dari Tuhan
g.  Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi lebih mudah menerima impartasi rohani dari hidupnya
h.    Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan mulai menikmati dampak yang kuat dari doa-doa yang dinaikkan oleh si hamba Tuhan (Ef 3:16-19)
i.  Dengan kita terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan menikmati kadar penyertaan Tuhan yang sama persis seperti yang sudah dialami oleh si hamba Tuhan.
Rencana Tuhan untuk mengubahkan dunia selalu akan melibatkan orang; tapi Ia membutuhkan orang-orang yang hidupnya terbangun secara akurat untuk Ia jadikan representasiNya di bumi ini.


Ps.Victor Lie