Kejadian 1:22, 28.
Tuhan memberkati dan memberi destiny
atau takdir untuk manusia bertambah banyak, penuhi bumi dan taklukan serta
berkuasa (memerintah).
Kejadian 47:37-44
Seorang Yusuf mampu menaklukkan
mesir, kerajaan adidaya pada waktu itu. Hanya seorang yusuf.
Keluaran 1:5-13
Israel betambah banyak,
bermultipkikasi namun tertindas. Mereka memenuhi destiny seperti binatang,
hanya berkembang biak, bertambah banyak namun tidak berkuasa atau memerintah.
Kisah 19:1-10
Paulus bersama 12 orang mampu membawa
perubahan hanya dalam waktu 2 tahun hingga penduduk Asia mendengar firman
Tuhan.
Bagaimana dengan gereja kita? Sudah
berapa lama? Sudah berapa tahun sejak perintisan?
Apakah hanya bertamba banyak
(memenuhi destiny binatang) atau berkuasa memerintah (memenuhi takdir Tuhan) ?
GEREJA
YANG MEMERINTAH
Gereja
yang memerintah adalah sebuah gereja lokal yang-karena dibangun sesuai dengan
pola Sorga yang akhirnya dapat berfungsi sebagai pusat kegerakan dan aktifitas
Ilahi; memiliki posisi rohani yang selalu berkemenangan untuk memperluas
pengaruh Kerajaan Sorga dengan cara menguasai atmosfer rohani, membuat Sorga
tetap terbuka untuk Roh Kudus memiliki keleluasaan dalam bergerak di komunitas
atau lingkungan gereja yang bersangkutan.
Meski ada banyak pemimpin yang menjadikan gereja hanya sebagai tempat aktifitas keagamaan, tapi visi Tuhan yang sesungguhnya tentang gereja adalah menjadikannya sebagai pusat pemerintahan Sorga di bumi ini.
Mat 16:18 Dan Akupun
berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan
mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
Mat 16:19 "Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga.
Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di
dunia ini akan terlepas di sorga."
Kata
jemaatKu dalam bahasa Yunani ditulis dengan EKKLESIA – yang memiliki pengertian
sebagai suatu kumpulan orang yang diberi otoritas langsung dari pemerintah
pusat untuk menentukan masa depan daerah mereka (VINE’S Expository Dictionary).
Saat
Yesus memakai istilah EKKLESIA untuk menyebut gereja yang Ia lahirkan, konotasi
yang ada dalam pikiran Tuhan adalah suatu lembaga pemerintahan (suatu lembaga
legislative seperti DPR/DPRD) dan bukan LEMBAGA KEAGAMAAN.
Perhatikan
nubuatan tentang Gereja Tuhan berikut ini :
1. Yesaya 2:1-3
2. Yesaya 4:2-6
3. Yesaya 25:6-8
4. Yesaya 49:8-13
5. Yesaya 66:6-8
Untuk
membangun gereja yang memerintah, kita membutuhkan pola kepemimpinan yang
berbeda. Itulah sebabnya, sebagai pemimpin kita berkewajiban untuk :
1. Mengajar jemaat untuk memahami bahwa
keberadaan mereka dalam suatu gereja lokal adalah untuk menyelesaikan kehendak
Tuhan.
2. Memastikan seluruh jemaat hidup dalam
standar Ilahi yang sama seperti yang juga ia hidupi, sehingga kekuatan seluruh
tubuh menjadi rata.
3. Mulai mengkondisikan agar terjadi suatu
sinergi Ilahi di tengah jemaat.
4. Mulai memposisikan jemaat (gereja)
untuk melangkah memberkati dan mengubahkan kota atau komunitasnya.
Itulah
sebabnya dalam gereja yang memerintah kita harus menanggalkan dan membuang
serta memerangi roh agamawi yang seringkali membunuh sebuah kegerakan. Yang
pada akhirnya jemaat tidak bisa hidup dalam penggenapan tujuan Tuhan dan dalam
dimensi kerajaan Allah.
Perbedaan
gereja agamawi dan gereja yang berotoritas Kerajaan :
AGAMAWI
|
KERAJAAN
|
Pesannya adalah pemenuhan
kebutuhan sehari-hari jemaat
|
Pesannya adalah hidup bagi
sang Raja, semua milik sang Raja
|
Membuat jemaat sadar akan
dosa, kelemahan dan kekurangan
|
Roh bekerja dalam hidup kita
dan memberi kesaksian bahwa kita anakNya
|
Berusahan untuk membawa umat
masuk Sorga
|
Membuat kita untuk mengalami
pekerjaan Roh dan menikmati Sorga sejak di bumi ini
|
Membawa umat terus merujuk
kepada masa lalu
|
Jemaat dibawa Roh kepada
progresifitas mengalami keilahianNya
|
Sibuk dengan hal yang sifatnya
external mulai dari tindakan sampai penampilan.
|
Membuat/mengkondisikan jemaat
memiliki pola pikir Kristus dan kehidupan yang seimbang dalam segala hal
|
Roh
agamawi adalah manifestasi dari roh jahat yang bertujuan mengelabui orang-orang
percaya dan membuat mereka merasa semua yang mereka lakukan telah menjadi
sebuah dedikasi di hadapan Tuhan, menyukakan hatiNya dan akan membuat mereka
lebih diberkati walaupun pada kenyataannya mereka justeru sedang melukai
hatinya.
Bagaimana
roh agamawi bisa menyelinap dalam hati kita ?
1. Karena pengenalan akan Tuhan yang tidak seimbang/tidak akurat. (Ibrani 1:1).
2. Orang yang bersangkutan terpatok pada cara-cara rutinitas/kegiatan rohani masa lalu.
3. Terputusnya persekutuan yang hidup dengan Tuhan (Kej 28:10-17).
1. Karena pengenalan akan Tuhan yang tidak seimbang/tidak akurat. (Ibrani 1:1).
2. Orang yang bersangkutan terpatok pada cara-cara rutinitas/kegiatan rohani masa lalu.
3. Terputusnya persekutuan yang hidup dengan Tuhan (Kej 28:10-17).
Bagaimana sebetulnya suatu Kegerakan Rohani dimulai…………?
1.Kegerakan akan
terjadi pada saat ada penyingkapan firman yang Roh Kudus kerjakan dalam
kehidupan kita.
Meski kita sudah sering menerima
penyingkapan firman, tapi jika kita hanya membuatnya menjadi suatu ‘makanan
rohani’ belaka maka tidak banyak dampak yang akan kita nikmati.
Setiap penyingkapan firman harus
kita jadikan sebagai ‘kekuatan rohani’ – aspek Ilahi yang membuat kita berubah
menjadi ‘manusia yang lain’.
“Jangan menerima FirmanKu hanya
sebagai suatu janji/ ‘future events’; Terimalah FirmanKu sebagai jati dirimu
yang baru di dalam Aku…”
b. Secara konsisten, terus jadikan penyingkapan firman yang kita terima sebagai esensi deklarasi/ nubuatan yang kita lepaskan atas diri kita sendiri
c. Terus selaraskan setiap aspek hidup kita dengan firman yang tersingkap itu:
*) Ubah prioritas dan focus
hidup kita
*) Bangun suatu kebiasaan/
aktifitas sehari-hari yang baru
*) Mulai nikmati/ biasakan diri
kita dengan ‘hal-hal baru’ yang sedang datang
*) Jika memang semakin
dibutuhkan, ambillah langkah iman yang selaras dengan firmanNya: pindah lokasi
tempat tinggal, ganti profesi/ pekerjaan
#
Hiduplah berdasarkan apa yang kita yakini; dengan kita mengambil keputusan
apapun berdasarkan apa yang kita yakini, kita akan menaklukkan dunia ini dengan
kuasa Iman! (1 Yoh
5:4-5)
a. Jemaat jadi lebih mudah percaya pada firman daripada analisa dan pendapat manusia
b. Jemaat memiliki level pengharapan Iman yang diatas rata-rata
c. Jemaat jadi memiliki keberanian dan keyakinan dalam doa-doanya – Doa jemaat jadi penuh kuasa; mereka yakin bahwa Allah selalu menjawab doa! (1 Raj 18; 1 Yoh 3:22)
# Waspadai bekerjanya ‘roh familiarity’ – Pastikan seluruh jemaat selalu hidup dalam roh yang lapar dan haus akan realita Tuhan.
3.Kegerakan akan
terjadi pada saat ada orang-orang yang mencari Tuhan dengan tekad dan tingkat
kehausan yang hanya dapat dipuaskan oleh Tuhan sendiri.
a. Doa dan puasa dapat melatih kita untuk memiliki tekad baja – sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh para Revivalist dan Reformer karena apapun yang mereka kerjakan adalah ‘menantang arus’ b. Bangun dan miliki tekad: “Aku tidak akan pernah berhenti berdoa/ menyembah SAMPAI sesuatu terjadi di dalamku…!
a. Doa dan puasa dapat melatih kita untuk memiliki tekad baja – sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh para Revivalist dan Reformer karena apapun yang mereka kerjakan adalah ‘menantang arus’ b. Bangun dan miliki tekad: “Aku tidak akan pernah berhenti berdoa/ menyembah SAMPAI sesuatu terjadi di dalamku…!
4.Kegerakan akan
terjadi pada saat mulai muncul orang orang yang memiliki Roh Pengorbanan,
dimana tidak lagi mementingkan diri mereka sendiri namun berani membayar harga
tertinggi demi terwujudnya rencana Bapa atas gerejaNya. (Kis 2:41-47; 4:32-37)
“Jika Tuhan membutuhkan ‘orang’
untuk Dia memanifestasikan DiriNya, pastikan – kitalah ‘orang itu’…”
Pola Ilahi dalam
men-transformasi suatu bangsa
Ada banyak usaha yang sudah
dilakukan oleh gereja Tuhan untuk membawa perubahan di masyarakat; tapi tanpa
mereka mengikuti pola yang Tuhan berikan, semua usaha mereka akan jadi
sia-sia…..
Sebab aku tidak
akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang
telah dikerjakan Kristus olehku, yaitu untuk memimpin
bangsa-bangsa lain kepada ketaatan,
oleh perkataan dan perbuatan, oleh kuasa tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan
oleh kuasa Roh. (Rom 15:18-19)
Sesungguhnya Aku akan mengutus
nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. Maka
ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak
kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.
(Mal 4:5-6)
Pola yang Tuhan berikan untuk
men-transformasi suatu kota/bangsa adalah dengan menganut pola pem-Bapa-an!
Mengapa secara spesifik Tuhan menetapkan pola ini untuk mengubahkan suatu
bangsa?
1.
Tuhan ingin
melahirkan suatu generasi yang berbeda (Yesaya 8:11-18)
*) Kita hidup pada suatu jaman
dimana semua kegiatan/ kehidupan kita betul-betul dipengaruhi dan digerakkan
oleh ‘suatu roh’: roh ambisi dan keserakahan, roh ketakutan dan kekuatiran, roh
dusta dan manipulasi serta roh hedonisme
*) Tanpa kita memiliki nature
yang berbeda, kitapun pasti akan terpengaruh dan terjebak dalam system dunia
jahat yang sudah ada
*) Generasi baru ini hanya akan
dapat ‘dilahirkan’ oleh gereja Tuhan jika para pemimpin mengambil fungsi
sebagai ‘seorang bapa’ dan jemaat memposisikan diri untuk menjadi seorang
‘anak’
Sistem adalah: Sesuatu yang dirancang untuk menggerakkan dan mengintegrasikan
berbagai fungsi, aturan, orang-orang atau apapun yang ada dibawah kendali
system yang bersangkutan dengan tujuan selalu dapat memunculkan hasil/ akibat
seperti yang sudah ditetapkan atau diharapkan oleh sang pembuat system.
*) Selama ini tanpa sadar,
orang-orang percaya terus hidup dalam kungkungan system dunia yang jahat, yang
di desain oleh iblis sendiri dengan tujuan agar orang percaya tidak bisa
bangkit sebagai orang benar untuk menjadi representasi Tuhan di bumi ini (1 Yoh
5:19)
*) Tuhan membangun system
Kerajaan dalam kehidupan seorang Bapa rohani untuk kemudian dimultiplikasikan
dalam kehidupan anak-anak rohaninya melalui hubungan yang terbangun; sehingga
bersama-sama mereka akan dapat menaklukkan system dunia yang ada (1 Yoh 5:4)
*) Alasan Tuhan menceritakan
rencanaNya menuju ke Sodom kepada Abraham adalah karena Ia mengenal siapa
Abraham (Kej 18:19)
*) Kerinduan hati Tuhan adalah
memunculkan orang-orang benar untuk Ia tempatkan di berbagai posisi strategis
guna menggantikan orang-orang fasik!
*) Saat orang-orang benar terus
terhubung dengan seorang Bapa rohani, mereka jadi dapat terus diarahkan,
dikuatkan dan diayomi untuk mencapai garis akhir dalam mengerjakan kehendak
Tuhan (Est 4:13-14)
# Mordekhai
menolak sujud di hadapan Haman karena ia meyakini nubuatan Samuel (1 Sam
15:1-3; 7-9; Est 3:1) Kualitas hidup yang Mordekhai miliki juga tertanam dalam
hidup Ester (Est 4:15-16)
*) Satu orang benar yang
berfungsi secara akurat – hidup memanifestasikan kebenaran tanpa kenal menyerah
– akan menghasilkan dampak yang sangat kuat atas suatu kota/ bangsa (Dan ps. 3
& 6)
*) Tanpa Paulus, Timotius
hanyalah seorang anak muda yang cinta Tuhan; tapi dengan hadirnya Paulus
sebagai seorang Bapa rohani, Timotius bangkit menjadi seorang rasul muda yang
memiliki kualitas hidup Ilahi (1 Tim 4:12; 2 Tim 3:1-11).
Apa kualitas hidup yang harus
di-impartasi-kan oleh seorang Bapa kepada anak-anak rohaninya?
1.
Dasar keyakinan
yang ia miliki (2 Tim 3:10-“…ajaranku…”)
*) Alasan seorang Bapa
mengkondisikan (sering dibaca: memaksa) anak-anak rohaninya untuk mengadopsi
apa yang selama ini ia sudah yakini adalah agar mereka bisa menjadi sama kuat,
mengalami berbagai terobosan dan mampu hidup dalam ketergantungan penuh
terhadap Tuhan – sama seperti dirinya…
*) Alasan seorang Bapa
menghendaki anak-anak rohaninya ‘menanamkan di dalam hati’ hanya apa yang ia ajarkan, adalah karena
selama ini sudah terlanjur ada banyak pengajaran yang tidak akurat dan belum
‘terbukti buahnya’ yang beredar dan terus ‘diterima’ di Tubuh Kristus
*) Apapun yang kita yakini,
itulah yang akan terus kita alami/ terima sebagai kenyataan…
2.
Pola hidup
Ilahi yang sudah terbangun dalam dirinya (“…cara hidupku…”)
*) Setiap kebenaran seharusnya
dibangun dalam kehidupan kita sebagai suatu model. Pemimpin yang sudah membangun hidupnya
menjadi suatu model, pasti akan mengalirkan anugerah (1 Kor 4:15-17)
*) Ada banyak masalah dalam
kehidupan jemaat yang sebetulnya bersumber pada pola kehidupan sehari-hari
mereka. Dengan jemaat meneladani pola hidup Bapa rohani mereka, secara otomatis
terobosan dan perbaikan hidup akan mulai mereka nikmati
*) Jemaat hanya membutuhkan kesadaran
bahwa pola hidup mereka selama ini tidak akurat dan karenanya harus diubah
serta keterbukaan dan tekad
untuk mengadopsi pola hidup pemimpin
*) Tidak ada ‘pola kehidupan
rohani vs pola hidup sekuler’ yang ada hanyalah ‘pola hidup ilahi vs pola hidup
manusiawi/duniawi’
*) Yang menarik turun perkenanan
Tuhan atas kita adalah ‘apa yang sudah kita hidupi’ dan bukan hanya ‘apa yang
sudah kita ketahui’ dari firmanNya…
3.
Jalan berpikir/
pertimbangan yang ia miliki (“…pendirianku…”)
*) Setiap keputusan yang dibuat
pasti memiliki dasar
pemikiran/ pertimbangan tertentu yang
dijadikan sabagai acuan awal;
sekaligus perhitungan proyeksi
dari akibat yang dapat ditimbulkan oleh keputusan tersebut
*) Terkadang seorang Bapa rohani
akan menceritakan alasan-alasannya dalam memutuskan suatu persoalan; ia sedang
menuntun anak-anaknya untuk dapat melihat suatu permasalahan dari sudut pandang
tertentu – dengan berbagai masukan, prinsip, pertimbangan dan prediksi yang ia
miliki
*) Setiap anak rohani wajib
mengadopsi kemampuan berpikir dari Bapa rohaninya: melatih diri untuk berpikir
berdasarkan Konsep, Prinsip dan Detail
*) Seorang anak rohani yang sudah
mengadopsi cara berpikir Bapa-nya, akan lebih mudah untuk berfungsi menjadi
representasi Bapa rohaninya (1 Kor 4:16-17)
4.
Tekad/
kegigihan dalam menyelesaikan kehendak Tuhan (“…imanku…”)
*) Setiap kali mengerjakan suatu
proyek, pada dasarnya seorang Bapa rohani akan memikul tanggung jawab moral
terbesar atas keberhasilan/ kegagalan dari proyek tersebut. Tanpa ada kepastian
dari Tuhan, seorang Bapa tidak akan pernah melangkah
*) Konfigurasi rohani (sikap
hatinya dalam bersekutu/ mendengar suara Tuhan, kesederhanaan Iman dan
keberaniannya untuk melangkah dalam ketaatan serta ketulusan hati dan
ketergantungannya terhadap kedaulatan Tuhan) yang sudah terbangun dalam hidup
seorang Bapa inilah yang wajib untuk diadopsi oleh setiap anak rohani
5.
Hikmat dan
sikap hatinya dalam menanggulangi berbagai persoalan (“…kesabaranku, kasihku
dan ketekunanku…)
*) Seorang Bapa rohani akan
terus mengasah keobyektifan, kejelian dan keakuratannya dalam menangani
berbagai kasus
*) Akan selalu ada kasus/
persoalan yang hanya akan bisa dibereskan jika kita memiliki sikap hati yang
benar; sikap hati yang akurat akan menolong kita untuk dapat menemukan pola
pendekatan/ penyelesaian masalah yang baru
*) Terkadang kita akan menjumpai
adanya masalah yang bisa selesai dengan sendirinya tanpa kita harus ikut campur
tangan; tapi selama proses pemberesan sedang berlangsung, kita membutuhkan
ketenangan/ keyakinan dalam batin. Seorang Bapa harus memiliki kualitas hati
yang membuatnya menjadi tenang walau ada di tengah badai…!
Dengan sudah adanya pola hidup
Ilahi di depan mata kita, untuk memiliki pola hidup yang sama tidaklah terlalu
sulit. Yang dibutuhkan hanyalah kerendahan hati, keterbukaan dan tekad!
Bagaimana kita bisa mulai
membangun hubungan yang akurat dengan seorang Bapa rohani sebagai sumber
anugerah dalam hidup kita?
1.
Pertama-tama,
Tuhan akan membuat hati kita terbuka dan menerima bekerjanya kuasa anugerah
yang ada dalam diri seorang hamba Tuhan
a.
Kita dapat
merasakan adanya ‘perbedaan pelayanan’ yang dibawakan si hamba Tuhan yang
bersangkutan jika dibandingkan dengan para pendeta lainnya
b. Ada satu masa
dimana hidup kita betul-betul sangat diberkati dan dipengaruhi oleh anugerah
yang dibawa oleh si hamba Tuhan tersebut
c.
Tuhan membuat
kita mulai mengingini jenis anugerah yang sama untuk juga dapat bekerja dalam
diri kita
d. Bagaimanapun
juga, keakuratan sebuah hubungan adalah merupakan wujud kemurahan Tuhan atas
diri kita; karena cukup dengan terhubung secara akurat, kita akan dapat
menikmati semua yang sudah dinikmati oleh si hamba Tuhan (Kis 16:14, Rom 9:16)
2. Tuhan membuat kita tertarik untuk mendalami pesan-pesan firman dan prinsip-prinsip kebenaran yang disampaikan si hamba Tuhan
a. Mulai ada
kehausan untuk ‘mengetahui labih lagi’ tentang hal-hal lain yang pernah
disampaikan oleh si hamba Tuhan. Kita mulai ‘memburu’ buku, CD, training/
pelayanan si hamba Tuhan, dll
b. Dari dalam diri
kita sendiri perlu terus ditumbuhkan kedisiplinan untuk ‘meluangkan waktu’ guna
mendengar/ membaca kembali apa yang pernah kita terima dari si hambaTuhan –
seringkali kesibukan dan aktifitas sehari-hari yang kita miliki adalah
merupakan ‘distraction’ yang paling hebat
c. Walau kita
masih menerima/ mencerna semua pesan-pesan dari si hamba Tuhan dengan level
pemahaman kita sendiri, tapi kehausan untuk terus mempelajari hal-hal lain yang
‘menarik minat kita’ – yang ia sampaikan, masih terus bergelora dalam batin
kita…
3. Tuhan akan menolong kita untuk dapat memahami pesan-pesan firman yang disampaikan oleh si hamba Tuhan dengan level pemahaman dan paradigma yang sama dengan yang dimiliki oleh si hamba Tuhan itu sendiri
a. Tuhan membuat
bekerjanya roh hikmat dan wahyu dalam diri kita karena Ia melihat kecenderungan
hati kita yang terus tertuju pada kebenaran
b.
Secara Ilahi
Tuhan akan membuat kita dapat mengadopsi kerangka berpikir, paradigma dan
pemahaman yang dimiliki oleh si hamba Tuhan – hal-hal yang melandasi apa yang
ia ajarkan/ khotbahkan
c. Sekarang, jauh
lebih mudah bagi kita untuk terus mengadopsi dasar keyakinan, pola hidup dan
sikap hati yang dimiliki si hamba Tuhan yang bersangkutan
4. Tuhan mengkondisikan kita untuk dapat terhubung dengan pribadi si hamba Tuhan
a.
Bagaimanapun,
pola yang Tuhan pakai untuk men-transformasi suatu kota/ bangsa adalah dengan
melipat gandakan kehidupan, bukan pengurapan!
b. Tuhan tidak
bermaksud membuat seorang Bapa rohani untuk di-kultus-kan; yang Ia lakukan
hanyalah membuat kehidupan Ilahi yang sudah terbangun dalam hidup seorang Bapa
rohani untuk mulai termultiplikasi dalam kehidupan semua anak rohaninya…
c. Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi bisa mengakses nature rohani
yang ia miliki
d.
Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi memiliki keleluasaan untuk
berinteraksi dengan dimensi/ dinamika rohani yang sudah terbangun dalam hidup
si hamba Tuhan
e. Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi terkondisi untuk dapat
menerima warisan rohani darinya
f.
Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan menerima mandate yang sama
seperti yang sudah ia terima dari Tuhan
g. Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita jadi lebih mudah menerima impartasi
rohani dari hidupnya
h.
Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan mulai menikmati dampak yang
kuat dari doa-doa yang dinaikkan oleh si hamba Tuhan (Ef 3:16-19)
i. Dengan kita
terhubung pada pribadi si hamba Tuhan, kita akan menikmati kadar penyertaan
Tuhan yang sama persis seperti yang sudah dialami oleh si hamba Tuhan.
Rencana Tuhan untuk mengubahkan
dunia selalu akan melibatkan orang; tapi Ia membutuhkan orang-orang yang
hidupnya terbangun secara akurat untuk Ia jadikan representasiNya di bumi ini.
Ps.Victor Lie