http://goo.gl/qqQ6r3


WELCOME TO HOT CHURCH-GEREJA RUMAH KEBENARAN-BOGOR

ROH KEPUTERAAN

Psa 127:1-5:  1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. 2  Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. 3  Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. 4  Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. 5  Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.  

Tuhan adalah seorang pembangun. Apapun yang kita bangun kalau bukan Tuhan yang menjadi perencananya, semuanya akan sia-sia. Demikian juga dengan sebuah rumah rohani, Tuhanlah yang berinisiatif di dalamnya. Di dalam rumah yang menjadi basic apostolic, dibutuhkan anak yang bukan lagi anak-anak tetapi seorang anak yang sudah menjadi dewasa. Basic apostolic butuh putera dan putri yang dewasa.

Ciri-ciri seorang putera dan puteri yang dewasa di dalam rumah:
1. Memiliki DNA yang sama dengan bapanya
2.  Memiliki pola hidup yang sama dan berjalan bersama dengan sang bapa
3. Dapat berbicara di pintu-pintu gerbang
4. Mengambil alih tanggung jawab yang selama ini dipikul oleh bapanya
5. Dapat melanjutkan kegerakan yang sudah dimulai oleh bapanya
6. Dapat mengambil keputusan dengan benar dan akurat
7. Apapun yang dikatakan bapa, akan dilakukan tanpa perdebatan dan perbantahan
8. Dapat berkolaborasi dengan bapa dan ibunya untuk menyelesaikan kehendak Tuhan di bumi ini

Tuhan menginginkan kita menjadi putera dan puteri yang sama dengan diriNya sehingga kemanapun kita pergi, kita bisa merepresentasikan Dia sebagai  Bapa kita. Tuhan terus membentuk kita untuk menjadi anakNya dan sebagai seorang anak, kita harus tetap menjaga sikap hati kita. Sikap hati yang benar dan respon yang akurat sangat dibutuhkan dalam masa pembentukan agar kita bisa lulus dengan predikat “LULUS”. Dengan pembentukan yang kita alami, orang-orang akan melihat ada perbedaan dengan orang lain karena ada Yesus di dalam kita.

Ada banyak orang yang “melewati” pembentukan tetapi tidak lulus karena saat proses pembentukan terjadi, kita sering kali mengeluh, mengomel, menggerutu dan memiliki sikap hati yang tidak akurat. Lalui pembentukan dengan sikap hati yang benar dalam segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, dan dengan hati yang tetap bersyukur. 


Sebuah contoh di dalam Alkitab yaitu di Lukas 15:11-32 diceritakan bagaimana seorang anak sulung yang rajin bekerja membantu bapaknya. Dia bukan tipe anak yang suka menghambur-hamburkan uang bapanya. Dia melewati semua proses pembentukannya tetapi tidak lulus. Diakhir cerita, dia komplain ke bapanya. Dan ternyata sepanjang karir ia bekerja, ada banyak keluhan, ada banyak ketidak-puasan dan banyak kecemburuan disana. Dia melewati prosesnya tetapi tidak lulus.

Hidup ini berbicara tentang sikap hati. Itulah sebabnya Tuhan terus mengirimkan ujian demi ujian hanya untuk mendapatkan kualitas hati yang Dia inginkan. Lewati proses kita dan beresi sikap hati kita. Apa sikap hati kita ketika kita dilarang untuk melakukan sesuatu? Apa sikap hati kita ketika kita dimarahi, bagaimana sikap hati kita ketika kita diberi tanggung jawab yang besar? Apa sikap hati kita ketika melihat saudara kita jatuh atau ketika kita melihat kelemahan saudara kita. Karena Tuhan berurusan dengan sikap hati dan dari sikap hati itulah akan menghasilkan kata “LULUS”. Beranjaklah menjadi orang dewasa dan lewati pembentukan kita karena Sang Pembangun membutuhkan anak-anak yang dewasa. Yesus adalah contoh anak yang dewasa. Dia menunjukkan ketaatan sampai mati, Dia terus bertumbuh dan bertambah hikmat dan semakin kuat dan dewasa, semakin dikasihi Tuhan dan manusia. Dia mengalami progres pertumbuhan yang luar biasa. 

Orang yang dewasa adalah orang yang bisa menutup pintu neraka dan membuka pintu surga. Mari, ambil keputusan tepat dalam setiap kehidupan kita karena keputusan hanya akan digagalkan dengan keputusan. Keputusan yang tepat akan membawa kita menjadi dewasa. Ambil keputusan untuk menjadi orang yang dewasa dan mulai memperhatikan apa yang ada di dalam rumah. 

Kesuksesan kita diukur adalah ketika kita bisa menjadi seorang anak dan miliki roh keputeraan di dalam hidup kita karena bangsa kita butuh seorang putera dalam rumah. Itulah tujuan hidup kita. Kalau kita belajar menjadi putera, apapun yang kita kerjakan pasti akan berhasil. Yang kita cari adalah pekenanan Tuhan dan kehendak Tuhan. Tidak cukup hanya menjadi seorang anak, kita harus menjadi putera dan puteri dalam rumah.

Seorang anak harus berada di dalam dimensi spiritual yang sama dengan bapanya. Sama seperti Yosua yang terus mengikuti Musa, Elisa yang terus mengikuti Elia, Yakub yang terus mengikuti Ishak. Keberadaan kita itulah yang akan memampukan kita untuk melihat prosesi spiritual yang dialami oleh bapa kita. Pemerintahan hanya akan diwariskan kepada putera. Roh keputeraan-lah yang akan membuat kita memerintah. Orang-orang yang memerintah dan berkuasa di bumi adalah mereka yang memiliki roh keputeraan. Mereka bukanlah anak-anak. Kalau kita menjadi putera, pemerintahan akan diberikan. Yusuf, Daud, Yosua, Kaleb dan Ester adalah contoh orang-orang yang memiliki roh keputeraan. Sama seperti Yesus yang adalah putera Allah yang mengosongkan diriNya dan mengambil tanggung jawab yang diberikan oleh BapaNya. Agenda Yesus adalah agenda bapaNya. 

Hidup kita harus menyentuh hati Tuhan, hidup kita juga harus menyentuh hati bapa rohani kita dan yang bisa menyentuh hati Tuhan adalah ketika kita melakukan apa yang Tuhan inginkan. Orang-orang yang akan membuat perubahan di dunia adalah seorang putera yang berkolaborasi dengan bapanya. Gereja akan establish untuk selamanya kalau ada putera di dalamnya. Kebanggaan bapa dan ibu rohani kita adalah ketika mereka memiliki putera. Meleburlah dalam takdir kita sebagai putera dan puteri di dalam rumah. Putera adalah harapan bagi Tuhan, dan juga harapan bagi gereja. Belajarlah menjadi putera dalam rumah.