Tuhan adalah
seorang pembangun. Apapun yang kita bangun kalau bukan Tuhan yang menjadi
perencananya, semuanya akan sia-sia. Demikian juga dengan sebuah rumah rohani,
Tuhanlah yang berinisiatif di dalamnya. Di dalam rumah yang menjadi basic
apostolic, dibutuhkan anak yang bukan lagi anak-anak tetapi seorang anak yang
sudah menjadi dewasa. Basic apostolic
butuh putera dan putri yang dewasa.
Ciri-ciri
seorang putera dan puteri yang dewasa di dalam rumah:
1. Memiliki DNA yang sama dengan bapanya2. Memiliki pola hidup yang sama dan berjalan bersama dengan sang bapa
3. Dapat berbicara di pintu-pintu gerbang
4. Mengambil alih tanggung jawab yang selama ini dipikul oleh bapanya
5. Dapat melanjutkan kegerakan yang sudah dimulai oleh bapanya
6. Dapat mengambil keputusan dengan benar dan akurat
7. Apapun yang dikatakan bapa, akan dilakukan tanpa perdebatan dan perbantahan
8. Dapat berkolaborasi dengan bapa dan ibunya untuk menyelesaikan kehendak Tuhan di bumi ini
Tuhan
menginginkan kita menjadi putera dan puteri yang sama dengan diriNya sehingga
kemanapun kita pergi, kita bisa merepresentasikan Dia sebagai Bapa kita. Tuhan terus membentuk kita untuk
menjadi anakNya dan sebagai seorang anak, kita harus tetap menjaga sikap hati
kita. Sikap hati yang benar dan respon yang akurat sangat dibutuhkan dalam masa
pembentukan agar kita bisa lulus dengan predikat “LULUS”. Dengan pembentukan
yang kita alami, orang-orang akan melihat ada perbedaan dengan orang lain
karena ada Yesus di dalam kita.
Ada banyak orang
yang “melewati” pembentukan tetapi tidak
lulus karena saat proses pembentukan terjadi, kita sering kali mengeluh,
mengomel, menggerutu dan memiliki sikap hati yang tidak akurat. Lalui
pembentukan dengan sikap hati yang benar dalam segala sesuatu yang terjadi
dalam hidup kita, dan dengan hati yang tetap bersyukur.
Sebuah contoh di dalam Alkitab yaitu di Lukas 15:11-32 diceritakan bagaimana seorang anak sulung yang rajin bekerja membantu bapaknya. Dia bukan tipe anak yang suka menghambur-hamburkan uang bapanya. Dia melewati semua proses pembentukannya tetapi tidak lulus. Diakhir cerita, dia komplain ke bapanya. Dan ternyata sepanjang karir ia bekerja, ada banyak keluhan, ada banyak ketidak-puasan dan banyak kecemburuan disana. Dia melewati prosesnya tetapi tidak lulus.
Hidup ini berbicara tentang sikap hati. Itulah
sebabnya Tuhan terus mengirimkan ujian demi ujian hanya untuk mendapatkan
kualitas hati yang Dia inginkan. Lewati proses kita dan beresi sikap hati kita.
Apa sikap hati kita ketika kita dilarang untuk melakukan sesuatu? Apa sikap hati
kita ketika kita dimarahi, bagaimana sikap hati kita ketika kita diberi
tanggung jawab yang besar? Apa sikap hati kita ketika melihat saudara kita
jatuh atau ketika kita melihat kelemahan saudara kita. Karena Tuhan berurusan
dengan sikap hati dan dari sikap hati itulah akan menghasilkan kata “LULUS”.
Beranjaklah menjadi orang dewasa dan lewati pembentukan kita karena Sang
Pembangun membutuhkan anak-anak yang dewasa. Yesus adalah contoh anak yang
dewasa. Dia menunjukkan ketaatan sampai mati, Dia terus bertumbuh dan bertambah
hikmat dan semakin kuat dan dewasa, semakin dikasihi Tuhan dan manusia. Dia
mengalami progres pertumbuhan yang luar biasa.
Orang yang
dewasa adalah orang yang bisa menutup pintu neraka dan membuka pintu surga. Mari,
ambil keputusan tepat dalam setiap kehidupan kita karena keputusan hanya akan
digagalkan dengan keputusan. Keputusan yang tepat akan membawa kita menjadi
dewasa. Ambil keputusan untuk menjadi orang yang dewasa dan mulai memperhatikan
apa yang ada di dalam rumah.
Kesuksesan
kita diukur adalah ketika kita bisa menjadi seorang anak dan miliki roh keputeraan
di dalam hidup kita karena bangsa kita butuh seorang putera dalam rumah. Itulah tujuan hidup kita. Kalau kita belajar
menjadi putera, apapun yang kita kerjakan pasti akan berhasil. Yang kita cari
adalah pekenanan Tuhan dan kehendak Tuhan. Tidak cukup hanya menjadi seorang
anak, kita harus menjadi putera dan puteri dalam rumah.
Seorang anak
harus berada di dalam dimensi spiritual yang sama dengan bapanya. Sama seperti
Yosua yang terus mengikuti Musa, Elisa yang terus mengikuti Elia, Yakub yang
terus mengikuti Ishak. Keberadaan kita itulah yang akan memampukan kita untuk
melihat prosesi spiritual yang dialami oleh bapa kita. Pemerintahan hanya akan
diwariskan kepada putera. Roh keputeraan-lah yang akan membuat kita memerintah.
Orang-orang yang memerintah dan berkuasa di bumi adalah mereka yang memiliki roh
keputeraan. Mereka bukanlah anak-anak. Kalau kita menjadi putera, pemerintahan
akan diberikan. Yusuf, Daud, Yosua, Kaleb dan Ester adalah contoh orang-orang
yang memiliki roh keputeraan. Sama seperti Yesus yang adalah putera Allah yang
mengosongkan diriNya dan mengambil tanggung jawab yang diberikan oleh BapaNya. Agenda
Yesus adalah agenda bapaNya.
Hidup kita
harus menyentuh hati Tuhan, hidup kita juga harus menyentuh hati bapa rohani
kita dan yang bisa menyentuh hati Tuhan adalah ketika kita melakukan apa yang Tuhan
inginkan. Orang-orang yang akan membuat perubahan di dunia adalah seorang putera
yang berkolaborasi dengan bapanya. Gereja akan establish untuk selamanya kalau
ada putera di dalamnya. Kebanggaan bapa dan ibu rohani kita adalah ketika
mereka memiliki putera. Meleburlah dalam takdir kita sebagai putera dan puteri
di dalam rumah. Putera adalah harapan bagi Tuhan, dan juga harapan bagi gereja.
Belajarlah menjadi putera dalam rumah.